KELOMPOK 2:
1. RETNO AMBAR WATI
2. RIZKA AGUSTINA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang
Dunia pendidikan di
Indonesia pada umumnya masih mempunyai bermacam-macam persoalan mulai dari
persoalan rumusan tujuan pendidikan sampai kepada persoalan metode pendidik dan
peserta didik. Upaya yang dilakukan untuk memperbaiki kondisi kependidikan itu
perlu adanya pengukuran terhadap akar permasalahan yang bertumbuh pada peserta
didik. Pendidikan merupakan perlakuan terhadap peserta didik yang secara
psikologis harus sesuai dengan keadaan anak didik. Proses pendidikan akan
terjawab apabila pendidik dapat memberikan bantuan kepada anak didik untuk
berkembang secara maksimal.
1.2 Rumusan Masalah
1.
Pengertian
Perkembangan.
2.
Faktor
Perkembangan.
3.
Fase
Perkembangan.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1
Pengertian
Perkembangan
Perkembangan merupakan suatu perubahan yang bersifat kualitatif dan berhubungan dengan
kematangan seseorang yang bersifat progresif
serta sistematis di dalam diri manusia. Perkembangan tidak ditekankan pada segi
materiil, melainkan pada segi fungsional. Dari uraian ini, perkembangan dapat
diartikan sebagai perubahan kualitatif daripada fungsi-fungsi.[1]
Perubahan
sesuatu fungsi adalah disebabkan oleh adanya proses pertumbuhan materiil yang
memungkinkan adanya fungsi itu, disebabkan karena perubahan tingkah laku hasil
belajar. Fungsi-fungsi kepribadian manusia berhubungan dengan aspek jasmaniah
dan aspek kejiwaan.
Fungsi-fungsi kepribadian yang jasmaniah
misalnya:
1.
Fungsi
Motorik pada bagian-bagian tubuh
2.
Fungsi
Sensoris pada alat-alat indra
3.
Fungsi
neurotik pada sistem saraf
4.
Fungsi
seksual pada bagian-bagian tubuh yang erotis
5.
Fungsi
pernapasan pada alat pernapasan
6.
Fungsi
peredaran darah pada jantung dan urat-urat nadi
7.
Fungsi
pencernaan makan pada alat pencernaan
Sedangkan fungsi-fungsi kepribadian yang
bersifat kejiwaan misalnya:
1.
Fungsi
perhatian
2.
Fungsi
pengamatan
3.
Fungsi
tanggapan
4.
Fungsi
ingatan
5.
Fungsi
fantasi
6.
Fungsi
pikiran
7.
Fungsi
perasaan
8.
Fungsi
kemauan
Setiap fungsi yang
disebutkan di atas, baik yang jasmaniah maupun yang kejiwaan, dapat mengalami
perubahan. Perubahan pada fungsi-fungsi tersebut tidak secara kuantitatif
melainkan lebih bersifat kualitatif. Perubahan yang kualitatif tidak dapat dikatakan
sebagai pertumbuhan, melainkan sebagai perkembangan. Oleh karena perkembangan
menyangkut berbagai fungsi, baik jasmaniah maupun rohaniah, maka akan salah
apabila kita beranggapan bahwa perkembangan adalah semata-mata sebagai
perubahan atau proses psikologis.
2.2
Faktor
Perkembangan.
1.
Adanya
Proses Dan Hasil dari Belajar
Dengan belajar, orang
mampu memperoleh pengalaman. Pengalaman belajar meliputi aspek-aspek
pengetahuan, keterampilan, dan sikap. Belajar merupakan kegiatan yang dinamis,
karena itu, wajarlah bahwa pengetahuan, keterampilan, dan sikap seseorang
menjadi berkembang. Perkembangan pengetahuan, keterampilan dan sikap seseorang
ini akan menentukan tingkat kedewasaan seseorang. Tingkat-tingkat kedewasaan
seseorang merupakan indikator penting bagi perkembangan orang itu, baik secara
jasmaniah maupun rohaniah/kejiwaan.
2.
Usia
Dengan bertambahnya usia,
maka pertumbuhan seseorang berlangsung terus menuju kepada tingkat kematangan
pada fungsi-fungsi jasmaniah. Kematangan fungsi jasmaniah dapat mempercepat
proses perkembangan, baik pada fungsi jasmaniah itu sendiri maupun pada fungsi
kejiwaan. Pada segi lain, bertambahnya usia seseorang dapat menumbuhkan
kapasitas pribadi seseorang dalam mengatasi suatu persoalan. Pertumbuhan
kapasitas intelektual sangat menentukan perkembangan pada diri seseorang.
3.
Hereditas
dan Lingkungan
Faktor Hereditas dan
lingkungan sama-sama penting bagi perkembangan individu. Hereditas menumbuhkan
fungsi-fungsi dan kapasitas, sedangkan pendidikan dan lingkungan mengembangkan
fungsi-fungsi dan kapasitas itu. Baik stimuli hereditas, maupuun stimuli lingkungan
berinteraksi saling mempengaruhi untuk menimbulkan proses pertumbuhan dan
perkembangan. Kenyataan ini mengharuskan pendidikan melakukan usaha-usaha:
a)
Menciptakan
lingkungan belajar yang kondusif
b)
Memotivasi
kegiatan anak untuk belajar
c)
Membimbing
perkembangan anak ke arah perkembangan optimal
2.3
Fase
Perkembangan.
·
Periodisasi-Periodisasi
Yang Berdasar Biologis
Sekelompok ahli dalam
membuat periodisasi mendasarkan diri pada keadaan atau proses biologis
tertentu. Diantara pendapat-pendapat yang demikian misalnya pendapat
Aristoteles, pendapat Kretschmer, pendapat Freud, pendapat Montessori, dan
pendapat Buhler.
a)
Pendapat
Aristoteles
Aristoteles menggambarkan
perkembangna anak sejak lahir sampai dewasa itu dalam tiga periode lamanya
masing-masing tujuh tahun:
Fase I dari 0 sampai 7: Masa anak kecil, ke masa
bermain.
Fase II dari 7 sampai
14: Masa anak, masa belajar atau masa sekolah rendah.
Fase III dari 14 sampai 21: Masa remaja atau pubertas
(masa peralihan dari anak menjadi orang dewasa).
Periodisasi ini
didasarkan atas gejala dalam perkembangan jasmani. Hal ini mudah ditunjukkan
antara fase I dan fase II dibatasi oleh pergantian gigi, antara fase II dan
fase III ditandai oleh mulai bekerjanya perlengkapan kelamin (misalnya
kelenjar).
b)
Pendapat
Kretschmer
Kretsschmer mengemukakan
bahwa dari lahir smapai dewasa anak melewati empat fase, yaitu:
Fase I dari 0
sampai kira-kira 3 disebut fulungs-periode I: pada masa ini anak kelihatan
pendek gemuk.
Fase II dari kira-kira 3 sampai kira-kira 7 disebut sterckungs periode I: pada masa ini
kelihatan langsing
Fase III dari
kira-kira 7 sampai kira0kira 13 disebut fullungs
periode II: pada masa ini anak kembali kelihatan pendek gemuk
Fase IV dari
kira-kira 13 sampai kira-kira 20 disebut sterckungs
periode II: pada masa ini anak kembali kelihatan langsing.
Kehidupan kejiwaan
anak-anak pada masa-masa tersebut juga menunjukkan sifat-sifat yang khas. Pada
periode-periode fullung anak menunjukkan sifat-sifat jiwa yang mirip dengan
orang yang cyclotbym: jiwanya terbuka, mudah bergaul, mudaah didekati, dan
sebagainya. Pada periode-periode streckung anak menunjukkan sifat-sifat jiwa
yang mirip dengan orang yang berbabitus leptosom, jadi seperti orang yang scbizotbym: jiwa tertutup, sukar
bergaul, sukar didekati, dan sebagainya.
c)
Pendapat
Sigmud Freud
Freud berpendapat, bahwa
anak sampai umur kira-kira 5 melewati fase-fase yang terdiferensiasikan secara
dinamis, kemudian sampai umur 12 atau 13 mengalami fase latent, yaitu suatu
fase di mana dinamika menjadi lebih stabil. Dengan datangnya masa remaja (pubertas) dinamika meletus lagi, dan
selanjutnya makin tenang kalau orang makin dewasa. Bagi freud, masa sampai umur
20 menentukan bagi pembentukan kepribadian seseorang.
Tiap fase dari lahir
sampai umur 5 ditentukan atas dasar cara-cara reaksi bagian tubuh tertentu.
Adapun fase-fase tersebut adalah:
1.
Fase
oral: 0 sampai kira-kira 1. Pada fase ini mulut merupakan daerah pokok daripada
aktivitas dinamis.
2.
Fase
anal: kira-kira 1 sampai kira-kira 3. Pada fase ini dorongan dan tahanan
berpusat pada fungsi pembuangan kotoran.
3.
Fase
falis: kira-kira 3 sampai kira-kira 5. Pada fase inin alat-alat kelamin
merupakan daerah crogen terpenting.
4.
Fase
latent: kira-kira 5 sampai kira-kira 12 atau 13. Pada fase ini impuls-impuls
cenderung untuk ada dalam keadaan tertekan (mengendap).
5.
Fase
pubertas: kira-kira 12 atau 13 sampai kira-kira 20. Pada fase ini impuls-impuls
menonjol kembali. Apabila ini dapat disublimasikan dan dipindahkan oleh Das Icb dengan berhasil maka sampailah
orang kepada fase kematangan terakhir, yaitu:
6.
Fase
Genital.
Dalam
batas tertentu juga dimasukkan disini pendapat Montessori dan Ch. Buhler.
d)
Pendapat
Montessori
Menurut Montessori tiap
fase perkembangan itu mempunyai arti biologis. Kodrat alam mempunyai rencana
tertentu berdasarkan dua asas pokok, yaitu:
1)
Asas
kebutuhan vital, yaitu apa yang terkenal dengan masa peka.
2)
Asas
kesibukan sendiri,
Perkembangan jiwa tidak
harus dimengerti sebagai perkembangan fungsi-fungsi yang tidak saling
mempengaruhi satu sama lain, melainkan harus dimengerti sebagai perwujudan
jasmani-rohani, dalam struktur yang berurutan memperoleh pelajaran (latihan)
yang penting untuk pembentukan yang tepat (definitif). Pendidikan berarti
mewujudkan atau melaksanakan rencana kodrat alam tersebut.
Montessori mengemukakan empat periode
perkembangan, yaitu:
1.
Periode
I (0-7) adalah periode penangkapan (penerimaan) dan pengaturan dunia luar
dengan perantaraan alat indera. Ini adalah rencana motoris dan panca indera
yang bersifat keraggan (stoffelijk).
2.
Periode
II (7-12) adalah periode rencana abstrak. Pada masa ini anak-anak mulai
memperhatikan hal-hal kesusilaan, menilai perbuatan manusia atas dasar
baik-buruk dan karenanya mulai timbl kata hatinya. Pada masa ini anak-anak
sangat membututuhkan pendidikan kesusilaan serta butuh memperoleh pengertian
bahwa orang lain pun berhak mendapatkan kebutuhannya.
3.
Periode
III (12-18) adalah periode penemuan diri dan kepekaan rasa sosial. Dalam masa
ini kepribadian harus dikembangkan sepenuhnya dan harus sadar akan keeharusan-keharusan.
4.
Periode
1V (18--) adalah peroiode pendidikan tinggi. Dalam hubungan dengan ini
perhatian Montessori ditujukan kepada mahasiswa-mahasiswa peerguruan tinggi
yang menyediakan diri untuk kepentingan dunia. Mahasiswa harus belajar
mempertahankan diri terhadap tiap godaan ke arah perbuatan-perbuatan yang
terkutuk, dan universitas harus melatih mahasiswa-mahasiswa itu.
e) Pendapat
Ch.Buhler
Ch.Buhler
mengemukakan lima fase dalam perkembangan anak yaitu:
1) Fase I (0-1)
yaitu fase gerak laku ke dunia laut.
2) Fase II (1-4)
yaitu fase semakin luasnya hubungan anak dengan benda-benda di sekitarnya.
3) Fase III (4-8)
yaitu fase hubungan pribadi dengan lingkungan sosial, serta kesadaran akan
kerja tugas dan prestasi.
4) Fase IV (8-13)
yaitu fase memuncaknya minat ke dunia objektif dan kesadaran akan akunya
sebagai sesuatu yang berbeda dari aku orang lain.
5)
Fase V (13-19) yaitu fase penemuan
diri dan kematangan.
·
Periodisasi-Periodisasi yang
Berdasar Didaktis
Dasar Didaktis yang digunakan oleh para ahli disini ada beberapa kemungkinan,
yaitu
a.
apa yang harus diberikan kepada
anak-anak didik pada masa-masa tertentu
b.
bagaimana caranya mengajar/mendidik
anak-anak didik pada masa-masa tertentu
c.
kedua hal yang telah disebutkan
diatas itu bersama-sama.
1.
Pendapat Comenius
Salah satu konsepsi dalam golongan ini yang sangat terkenal ialah
konsepsi yang dikemukakan oleh Comenius. Yang terkenal dalam konsepsinya yaitu
pada bagian macam-macam sekolah yang disesuaikan dengan perkembangan jiwa anak
yaitu:
a)
Scola materna (sekolah
ibu), untuk anak-anak umur 0-6.
b)
Scola
vernacular (sekolah bahasa ibu) untuk anak-anak umur 6-12.
c)
Scola latina (sekolah
latin) untuk anak-anak umur 12-18.
d)
Academia (Akademi)
untuk anak-anak umur18-24.
Untuk masing-masing sekolah itu harus diberikan bahan pelajaran
(bahan pendidikan) yang sesuai dengan perkembangan jiwa anak dan harus
menggunakan cara-cara mendidik (mengajar) yang harus sesuai dengan perkembangan
jiwa anak.
2.
Pendapat JJ. Rousseau
Konsep yang
digunakan oleh JJ. Rousseau antara lain:
a.
I 0-2 adalah masa asuhan
b.
II 2-12 adalah masa pendidikan
jasmani dan latihan panca indera.
c.
III 12-15 adalah periode pendidikan
akal.
d.
IV 15-20 adalah periode pembentukan
akal watak dan pendidikan agama.
·
Periodisasi-Periodisasi yang
Berdasar Psikologis
Tokoh utama yang berpendapat bahwa dirinya mendasarkan kepada
keadaan psikologs ini ialah Oswald Kroh. Kroh berpendapat bahwa apabila
seseorang berbicara tentang psikologi maka yang dipakai sebagai landasan
haruslah juga keadaan psikologis anak bukan keadaan biologis. Berkaitan dengan
hal tersebut maka harus mencari keadaan psikologis manakah yang sekiranya khas
dan dialami oleh setiap anak dalam masa perkembangan itu dan menemukan bahwa
anak dalam masa perkembangannya mengalami masa-masa kegoncangan. Jika perkembangan
itu dapat digambarkan sebagai proses evolusi maka pada masa-masa kegoncangan
itu evolusi tersebut berubah menjadi revolusi.
Keadaan seperti hamper dialami oleh setia panak karena itulah maka
dapat dipakai sebagai pedoman. Oleh Kroh masa kegoncangan ini disebut dengan
Trotz periode. Selama perkembagannya anak mengalami dua kali Trotz periode
yaitu:
a.
Dalam tahun ketiga, terkadang juga
pada permuaan tahun keempat
b.
Pada permulaan masa pubertas bagi
anak laki-laki pada tahun ketiga belas.
Kedua Trotz periode inilah yang membatasi antara fase yang satu
dengan fase lainnya. Fase perkembangan menurut Kroh ini adalah:
a)
Dari lahir sampai masa Trotz
pertama yang biasanya disebut dengan masa anak-anak awal
b)
Dari masa Trotz pertama sampai masa
Trotz kedua yang biasanya disebut dengan masa keserasian bersekolah.
c)
Dari masa Trotz kedua sampai akhir
remaja yang biasanaya disebut dengan masa kematangan. Umur berapa tepatnya
berakhir masa remaja (masa muda) itu tidak dapat diterima sebagai perkiraan
umur 21.
Setelah mengetahui pendapat diatas, lalu timbullah persoalan
pendapat manakah sekiranya yang paling tepat. Masing-masing pendapat yang telah
dikemukakan tersebut mempunyai sisi baik dan sisi lemah. Dalam hal ini
sebaiknya kita mengambil atas dasar pertimbangan orang yang memakainya. Mana
yang dapat kita gunakan dengan baik untuk memahami dan menjelaskan kehidupan
psikis anak-anak didik kita yang masih dalam masa perkembangan. Itulah
pendapat-yang tepat berdasarkan sisi baik dan lemahnya.
Pendapat yang dapat kita jadikan sebagai rangka pembicaraan yaitu
pendapat Kohnstamm antara lain:
1)
Umur 0 sampai kira-kira 2 masa
vital.
2)
Umur kira-kira 2 sampai kira-kira 7
masa estetis.
3)
Umur kira-kira 7 sampai kira-kira
13 atau 14 masa intelektual.
4)
Umur kira-kira 13 atau 14 sampai kira-kira
20 atau 21 masa sosial.
2.4 Perkembangan Manusia dari Bayi Sampai Lanjut Usia
Di dunia ini semua makhluk hidup yang ada mengalami
perkembangan. Manusia memiliki 5 fase perkembangan dalam hidup yaitu fase saat
bayi, fase anak-anak, fase remaja, fase dewasa, dan fase lanjut usia. Tahapan tersebut
membuktikan bahwa manusia berkembang terus menerus hingga meninggal.
Proses tumbuh dan berkembang merupakan
proses yang tidak dapat dipisahkan. Pertumbuhan adalah tahap bertambahnya
ukuran yang tidak bisa kembali kepada keadaan semula. Seperti pertambahan
ukuran berat badan pada manusia. Perkembangan adalah tahap mencapai kedewasaan.
Pada manusia dilihat dari kematangan organ reproduksi, yang siap untuk
menghasilkan keturunan selanjutnya. Perhatikan anak-anak disekolah yang satu
kelas dan berada di usia yang sama, ada beberapa anak yang memiliki tinggi
badan dan berat badan yang lebih dari teman-teman yang lain. Perkembangan
manusia tidak hanya tentang kemampuan untuk bereproduksi namun banyak aspek-aspek
lain yang harus diperhatikan. Seperti perkembangan cara berpikir hingga
perkembangan emosional manusia.
Bayi
Usia bayi adalah dari ia lahir hingga
berusia 2 tahun. Masa ini adalah masa pertumbuhan yang sangat luar biasa dari
seorang manusia karena pada saat bayi terlahir ke dunia ini ia belum mengetahui
apapun, belum mengenal apapun dan belum bisa mengerti tentang apapun. Ketika si
bayi merasa lapar, haus, atau merasa sakit ia hanya akan menangis untuk
memberitahukan kepada ibunya. Saat seorang bayi dalam kandungan ia ternyata
sudah bisa mengenal suara ayah dan ibunya. Jika orang tua sering mengajak bayi
berbicara sejak dalam kandungan.
Ketika seorang bayi lahir dia begitu
kecil mungil, dan polos, bahkan saat bayi kecil itu terlahir dia juga belum
mengerti caranya minum ASI yang diberikan ibunya. Ibu akan terus mengajari
hingga bayinya terbiasa dan bisa menyusu tanpa dibantu lagi. Itu juga merupakan
sebuah proses perkembangan manusia. Bayi yang tidak mengerti caranya minum susu
setelah di ajari akan bisa melakukannya. Tahap bayi adalah tahapan yang sangat
membutuhkan perhatian dari kedua orang tua. Orang tua harus benar-benar cermat
memperhatikan perkembangan bayinya, karena usia bayi adalah usia yang rentan
akan penyakit-penyakit atau gangguan kesehatan lainnya. Fase bayi adalah fase
terpenting dalam perkembangan dan pertumbuhan manusia.
Berikut perkembangan bayi setiap
bulannya:
Bayi
usia 0-1 bulan
·
Bayi masih banyak tidur karena belum bisa membedakan
siang dan malam.
·
Untuk mengungkapkan yang diinginkan bayi hanya menangis.
·
Tangan mulai mencengkram kuat.
·
Mulai menggenggam jari ibu.
·
Sudah mulai mengenal suara ibu.
·
Bayi mulai menggerakkan kepala saat tengkurap.
·
Senang memperhatikan tangan dan jari.
·
Sudah mampu mengenal gerakan.
·
Bayi mulai bisa membedakan bau asi dan bau puting bunda.
·
Bayi hanya minum ASI dan tidak ada tambahan makanan yang
lain.
Bayi
usia 2 bulan
·
Bayi mulai belajar tengkurap.
·
Saat bayi tengkurap ia akan belajar menahan kepala dan
lehernya meskipun hanya sebentar saja.
·
Ketika bayi tengkurap ia juga akan mencoba mengangkat
badan dengan cara mendorong tangannya.
·
Bayi mulai mengepalkan tangan dan memukul tanpa arah.
·
Bayi mulai bermain dengan jemarinya.
·
Mulai mengadakan kontak mata.
·
Bayi mulai tersenyum saat merespon.
·
Bayi mulai mampu melihat lebih jauh dari sebelumnya,
karena indra penglihatannya mulai berkembang dengan baik.
·
Meraih benda-benda disekitar.
·
Memasukkan benda atau barang ke dalam mulutnya.
·
Bayi menghisap jempol dan memasukkan tangan kedalam mulut.
·
Bayi usia ini butuh tidur 15-16 jam sehari dan akan
bangun setiap 2 jam sekali untuk menyusu.
·
Bayi sangat senang digendong dengan posisi tegak dan
menghadap kedepan.
·
Bayi mulai membuat berbagai suara-suara.
·
Bayi usia ini juga menangis untuk mendapatkan perhatian
bundanya.
Bayi
usia 3 bulan
·
Mulai terasa beban di kakinya.
·
Bayi mulai bergumam bahkan berteriak.
·
Bayi mulai bisa tertawa.
·
Meniru saat seseorang menjulurkan lidah ke arahnya.
·
Menggenggam mainan dengan baik.
·
Bayi mulai kuat menahan kepalanya dan mencoba berguling
kekanan dan kiri.
·
Reflek kaget karena bawaan lahir mulai menghilang.
·
Otot-otot leher bayi semakin kuat.
·
Menjulurkan kaki dan menendang-nendang.
·
Mulai memukul mainan yang berwarna warni.
·
Lambung bayi pada usia ini mulai bisa menerima banyak
asupan susu.
·
Bayi semakin banyak tidur, kira-kira 6 hingga 7 jam dalam
sekali waktu tidur.
·
Senang mendengar suara musik.
·
Suka tersenyum ke arah orang tuanya.
·
Penglihatan bayi mulai sempurna.
·
Suka dengan warna-warna yang tajam seperti warna merah.
·
Bayi mulai mampu membalas menatap saat seseorang
menatapnya.
·
Bayi pada usia 3 bulan semakin jarang menangis.
·
Bayi usia ini juga mulai mengajak orang disekitarnya
untuk “mengobrol” dengan mengeluarkan kata-kata oh dan eh.
Bayi
usia 4 bulan
·
Bayi usia ini sangat menikmati saat sedang bermain dan
akan menangis ketika dihentikan.
·
Bayi juga mengangkat lengannya sebagai isyarat ingin
digendong.
·
Peningkatan berat badan bayi yaitu dua kali lipat dari berat
saat lahir.
·
Beberapa bayi ada yang sudah mulai tumbuh gigi pertama di
usia ini, akan tetapi kebanyakan bayi akan tumbuh gigi pertama pada usia 8
bulan. Ciri-ciri gigi pertama tumbuh adalah menggigit mainan atau benda untuk
mengurangi rasa gatal, rewel, ileran, diare dan menarik telinga kanan.
·
Bayi juga mulai memindahkan mainan menggunakan kedua
tangan.
·
Senang menggapai apa saja yang tergantung didekatnya.
·
Bayi mulai bisa menendang dan mendorong dengan kakinya.
·
Beberapa bayi ada yang sudah mampu berguling saat
telentang dari posisi ia tengkurap.
·
Usia ini bayi mulai tidur dengan nyenyak sepanjang malam.
·
Penglihatan bayi semakin tajam dan mulai mampu melihat
warna yang lebih samar.
·
Bayi mulai belajar memakan makanan berupa bubur susu
myang cair, akan tetapi tetap mengkonsumsi ASI yang utama.
Bayi
usia 5 bulan
·
Usia ini bayi mulai meraih ayah atau bunda dan menangis
saat ditinggalkan.
·
Beberapa bayi ada yang sudah bisa duduk tegak untuk waktu
yang lama, meskipun masih dibantu dengan bantal sebagai penyangga.
·
Bayi mulai berguling di ikuti dengan menggerakkan kakinya.
·
Genggaman tangan si bayi juga makin kuat.
·
Bayi mulai bisa menggenggam botol atau gelas dengan
tangannya sendiri.
·
Bayi pada usia 5 bulan juga akan sangat jarang terbangun
lagi tengah malam dan malah tidur sepanjang malam dengan nyenyak.
·
Bayi mulai bisa melihat dengan baik dan kedua matanya
sudah mampu fokus secara bersamaan.
·
Pada usia ini bayi mulai bisa membedakan berbagai warna.
·
Bayi mengetahui berbagai bunyi yang ia buat melalui bibir
dan lidahnya. Hal ini adalah tahap awal perkembangan komunikasi bayi.
·
Bayi mulai mengerti suara-suara yang didengarnya.
·
Bayi lebih senang musik daripada percakapan.
·
Bayi mulai mampu mensinkronisasikan suara dengan gerakan.
·
Bayi pada usia ini juga mulai bisa menunjukkan suara yang
berbeda saat lapar dan buang air besar.
Bayi
usia 6 bulan
·
Bayi belajar makan dan mengunyah.
·
Pertumbuhan tinggi bayi melambat setiap bulannya dalam
periode ini.
·
Bayi sudah bisa duduk sendiri tanpa topangan tangan lagi.
·
Bayi bisa menggeser badannya untuk maju atau mundur
dengan cara mendorong.
·
Bayi mulai belajar menggunakan satu per satu jarinya atau
secara bersamaaan untuk mengambil objek yang lebih kecil.
·
Pada usia ini perkembangan beberapa bayi berbeda, ada
bayi yang sudah mulai merangkak dengan cara menyeret perutnya. Akan tetapi ada
pula bayi yang hanya suka duduk diam melihat saja.
·
Bayi pada usia ini pada umumnya sudah bisa menerima
makanan berat. Seperti bubur pisang atau bubur buah.
·
Bayi usia 6 bulan sudah bisa tersenyum, tertawa, dan
berceloteh.
·
Bayi juga mulai takut kepada orang yang terlihat asing
baginya.
Bayi
usia 7 bulan
·
Bayi mulai berceloteh dengan cara yang lebih jelas.
·
Bayi sudah bisa memberikan tanggapan terhadap ekspresi
emosi orang di sekitarnya.
·
Bayi merangkak dan mengelilingi isi rumah dengan
kemampuannya sendiri.
·
Bayi sudah mampu mengangkat barang dengan sebelah
tangannya dan memindahkannya ke tangan yang lain.
·
Bayi juga mulai bisa memegang gelas dengan kedua tangan
tanpa bantuan (gelas bayi yang memiliki 2 buah pemegang).
·
Beberapa bayi pada usia ini juga mulai ada yang tumbuh
gigi pertamanya.
Bayi
usia 8-9 bulan
·
Bayi mulai belajar berdiri.
·
Bayi mulai belajar berpegangan pada meja, kursi, tembok
atau barang yang bisa di jadikan tempat untuk pegangan agar bayi dapat bergerak
dengan baik menggunakan kedua kakinya, meskipun masih sangat sering terjatuh.
·
Bayi sudah bisa diberikan makanan berupa nasi tim yang
disaring.
·
Bayi akan meraih objek yang disukainya dengan cara
merangkak atau berguling sampai mendapatkan objek yang di inginkannya.
·
Bayi bisa menunjuk objek yang ia sukai dengan jarinya.
·
Bayi bisa menunjukkan ekspresi marah, senang, takut,
kaget, dan tertarik akan sesuatu pada usia ini.
·
Bayi sudah mulai mengenal namanya sendiri. Apabila
seseorang memanggil namanya ia akan menoleh segera.
·
Bayi mulai meniru kata-kata yang kita ucapkan padanya.
·
Bayi menolak saat disuapi dan malah ingin melakukannya
sendiri.
Bayi
usia 10-11 bulan
·
Bayi ada usia ini sudah bisa mengatur posisi tubuhnya
sendiri tanpa bantuan orang lain lagi.
·
Bayi bisa memegang mainan dengan baik tanpa terjatuh.
·
Bayi juga bisa menggerakkan mainan atau benda ke kanan
dan ke kiri, ke atas dan ke bawah.
·
Bayi mulai belajar bertepuk tangan.
·
Bayi mulai merangkak atau naik ke atas tangga.
·
Bayi sudah memiliki kemampuan menyusun mainannya.
·
Bayi sudah bisa berdiri dan berpegangan dengan waktu yang
semakin lama.
·
Bayi mulai senang mencari sesuatu hal yang bari
disekitarnya.
·
Bayi mulai terbiasa melangkahkan kakinya dengan semangat.
Ibu harus memegang kedua tangan bayi agar bayi mudah belajar berjalan dan
sebaiknya sesekali pegang satu tangan saja agar bayi bisa belajar keseimbangan
dengan cepat. Tetapi sebaiknya lakukan hal ini perlahan.
·
Membalik halaman buku pada saat kita membaca.
·
Bayi mulai belajar memanggil mama atau papa meskipun
masih belum lancar.
Bayi
usia 12 bulan
·
Bayi sudah mampu melangkah kakinya dengan fleksibel akan
tetapi keseimbangannya masih belum sempurna.
·
Bayi akan mulai berdiri tanpa bantuan lagi dan memulai
langkah pertamanya.
·
Bayi juga akan membantu saat bunda memasangkan bajunya.
·
Bayi bisa mengenal benda yang ia lihat ditempat lain.
·
Bayi mulai lincah dalam meniru perkataan meskipun masih
belum lancar.
·
Pada usia ini bayi mulai memilih pakaian yang ingin ia
kenakan.
·
Usia ini bayi sudah bisa mengenal seluruh anggota
keluarga dan mengetahui panggilan mereka.
Bayi
usia 13-15 bulan
·
Usia ini bayi semakin agresif dan ingin selalu berjalan
serta tidak mau digendong.
·
Bayi mulai mengucapkan kata-kata dan menambahkannya
dengan kata-kata yang ia ketahui.
·
Bayi mulai tau bagaimana cara meminta tolong pada usia
ini.
·
Bayi sudah bisa berjalan dengan baik dan sudah tidak
sering terjatuh lagi.
·
Bayi juga sudah bisa mendapat keseimbangan yang bagus
pada usia ini.
·
Pada usia ini bayi sangat tertarik makan sendiri dan memegang
sendok sendiri.
·
Usia ini bayi juga bisa berdiri kemudian membungkuk lalu
berdiri lagi.
·
Bayi juga mulai pandai menaiki anak tangga atau
menuruni tangga.
·
Pada usia ini bayi sangat senang memindahkan barang
dari satu tempat ke tempat lainnya.
·
Usia ini bayi mulai mengikuti kebiasaan makan keluarga.
Tipsnya ibu hanya perlu memperhatikan makanan yang dibuat seperti potongan
sayuran bisa dibuat lebih kecil.
·
Bayi usia 15 bulan akan mulai melompat, berlari-lari
kecil, dan memanjat hingga berlari kencang.
Bayi
usia 16-24 bulan
·
Usia ini bayi memiliki keinginan untuk menulis dan
mencoret-coret dengan menggunakan pensil warna.
·
Bayi juga senang sekali membantu bunda dalam
menyelesaikan pekerjaan rumah.
·
Bayi mulai suka menjelajah dan mencari tahu sesuatu
dengan cara sendiri. Seperti membuka bungkus kado, dan mencuci tangan.
·
Pada usia 20 bulan bayi sudah bisa memegang sendok dengan
baik.
·
Bayi mulai belajar dan bisa menyusun mainan kubus.
·
Pada usia 22 bulan bayi sudah lancar naik turun tangga.
·
Usia 22 bulan bayi sudah fasih mengucapkan kata sebanyak
6 kata.
·
Pada usia 24 bulan perkembangan bayi mulai meningkat,
mereka mampu mengucapkan hingga 50 kata.
·
Bayi sudah bisa menendang bola dengan benar dan
menggelindingkan bola ke arah sasaran dengan tepat.
·
Usia 24 bulan bayi juga sudah ada yang bisa membuka
pakaian sendiri.
·
Pada usia in bayi juga sudah bisa bermain suap-suapan
dengan boneka.
Anak anak
Fase anak-anak adalah fase yang menarik diantara fase yang lainnya. Pada
saat berada pada tahap perkembangan anak-anak, mereka mulai memiliki rasa ingin
tahu yang jauh lebih besar. Mengenal banyak hal dan menginginkan banyak hal
juga. Pada fase ini kebanyakan adalah fase manusia sangat suka sekali
diperhatikan (dimanja). Pertumbuhan fisik yang cepat terjadi juga pada masa
anak-anak. Contohnya kaki yang dapat tumbuh lebih cepat, hingga terlihat tinggi
badan anak secara cepat terus meningkat. Usia 3-12 tahun merupakan masa
anak-anak berlangsung. Namun pada usia tersebut juga terbagi menjadi dua tahap
yaitu tahap anak-anak awal (3-6 tahun) dan tahap anak-anak akhir (6-12 tahun).
Tahap
anak-anak awal (3-6 tahun)
·
Anak-anak
mulai belajar serta mengetahui lebih banyak benda dan fungsi dari benda
tersebut.
·
Mulai
mengenal warna-warna dan mulai suka mencoret-coret buku.
·
Usia
ini adalah usia yang suka meniru, mencontoh segala perbuatan dan sikap dari apa
yang mereka lihat.
·
Anak-anak
mulai menggabungkan dua kata hingga lebih contoh mau jajan.
·
Anak
usia ini juga mulai belajar menyusun kata-kata menjadi kalimat yang tertata
dengan rapi.
·
Pada
usia ini anak mulai bisa menggunakan intonasi pada setiap kalimat yang mereka
ucapkan.
·
Usia
ini anak belajar beinteraksi dengan baik terhadap seluruh anggota keluarga dan
juga pada anak-anak lainnya.
·
Anak-anak
mulai mampu mengungkapkan perasaan yang mereka suka dan tidak suka.
Beberapa perkembangan
emosional yang terjadi pada masa kanak-kanak antara lain sebagai berikut :
·
Takut,
perasaan yang dirasakan oleh si anak ketika mulai terasa terancam akan suatu
objek yang mereka anggap membahayakan.
·
Cemas
atau khawatir, khayalan yang timbul karena rasa takut, bahkan objek yang
membuatnya cemas tersebut tidak ada sama sekali.
·
Marah,
rasa benci atau tidak suka. Rasa tidak suka bisa kepada orang lain, diri
sendiri, atau objek lainnya Biasanya mereka akan mengekspresikan diri dengan
memukul, melempar, merusak bahkan menendang.
·
Cemburu,
munculnya rasa tidak suka kepada orang lain yang di pandang telah atau akan
merebut kasih sayang yang diberikan kepadanya.
·
Gembira,
perasaan senang yang positif atau nyaman yang terjadi dilingkungannya.
·
Kasih
sayang, rasa melindungi dan menyukai orang lain, hewan, dan objek-objek
lainnya.
·
Phobia,
rasa takut terhadap suatu benda atau objek yang tidak pantas untuk ditakuti.
Contohnya takut terhadap kecoa, bulu, atau nasi.
·
Ingin
tahu, suatu keadaaan yang membuat mereka ingin mengenal dan mengetahui tentang
segala sesuatu mengenai objek-objek.
Tahap
anak-anak akhir (6-12 tahun)
·
Anak
mampu meloncati tali setinggi 25 cm pada usia 6-8 tahun.
·
Anak-anak
juga mulai tangkas bersepeda padatahap ini.
·
Anak-anak
suka olahraga permainan seperti sepak bola dan bulu tangkis pada tahapan ini.
·
Pada
tahap ini anak mulai terampil menggunakan peralaan.
·
Anak
mampu meloncati tali setinggi 50 cm pada usia 11 tahun.
·
Pada
usia 12 tahun anak mampu melompat sejauh lebih dari 1 meter.
·
Anak-anak
mulai bisa memakai baju sendiri dan mengancingkan baju.
·
Anak
mulai belajar memainkan alat musik.
·
Anak
tangkas dalam berhitung dan sangat lancar dalam membaca.
·
Anak-anak
sudah bisa menggambar dengan bagus dan objeknya jelas.
·
Anak-anak
sudah pandai menyanyi pada tahapan ini.
·
Anak
mulai mengerti tentang aturan-aturan, baik aturan dalam keluarga ataupun aturan
diluar rumah.
·
Anak
mulai patuh dan tunduk pada kepada aturan, mereka sudah mau menuruti perkataan
orang tua dan gurunya di sekolah.
·
Anak-anak
mulai mahir menjulmakan angka-angka, memecahkan soal yang diberikan oleh guru.
·
Anak
mulai mempunyai hobi, kesukaan, dan cita-cita.
·
Konsentrasi
belajar mulai meningkat.
·
Anak
mulai mengerti cara bertangggung jawab.
·
Senang
berpetualang dan rasa ingin tahu yang terus meningkat.
Masih ingatkah anda
pada saat berada di Sekolah Dasar? Coba ingat ketika masih duduk di bangku
Sekolah Dasar, kita mulai mengetahui apa yang menjadi cita-cita kita dan ingin
kita raih ketika besar nanti. Mungkin memang sebagian cita –cita manusia saat
mereka kecil tidak semuanya akan tercapai ketika telah dewasa. Karena itulah
proses kehidupan, terkadang hal yang menjadi harapan impian kita semasa kecil
belum tentu akan terwujud sesuai dengan yang kita cita-citakan. Bahkan hal yang
sangat tidak kita sukai semasa kecil bisajadi hal tersebutlah yang akan kita
sukai nanti saat dewasa.
Remaja
Remaja adalah masa perpindahan atau
peralihan dari masa anak-anak menjadi masa dewasa. Segala perilaku dan pola
pikirnya juga merupakan akibat dari peralihan tersebut. Pada fase remaja
pertumbuhan signifikan terhadap fisik, kebanyakan fase ini terjadi pada rentang
umur 12-20 tahun. Dalam masa remaja ada sebuah proses lagi yang disebut dengan
masa pubertas. Pubertas merupakan tahapan seorang manusia dimana ia akan
mengalami perubahan fisik, psikologis, serta penyempurnaan fungsi seksual.
1.
Pada remaja perempuan tanda-tanda bahwa ia telah memasuki
masa pubertas ialah datangnya Haid perdana dan pada remaja laki-laki ditandai
dengan mengalami mimpi basah yang pertama kalinya juga. Pubertas disebabkan
oleh hormon yang diketahui mempunyai peran untuk mengatur perkembangan seks
pada remaja. Fase remaja merupakan tahapan mencari jati diri sebagai seorang
manusia yang menjadi faktor yang mempengaruhi pertumbuhan
dan perkembangan manusia. Dimasa ini manusia lebih
memiliki hubungan yang erat dengan teman sebaya atau kelompok dibandingkan
dengan orang tuanya.
2.
Masa-masa remaja adalah masa labil bagi manusia. Usia
remaja biasanya manusia mulai memiliki ketertarikan yang khusus terhadap lawan
jenisnya. Timbulnya perasaan suka atau kagum kepada teman sebaya yang
berlawanan jenis akan mulai muncul pada fase ini.
3.
Ketika manusia berada di masa remaja cenderung lebih suka
berada diluar rumah (sekolah atau rumah teman) dari pada berada dirumah bersama
keluarga. Lebih banyak menghabiskan waktu bersama teman-teman dan saat bersama
teman-temannya akan mulai muncul rasa malu ketika orang tua memperlakukan
dengan manja.
4.
Remaja tidak suka diperlakukan seperti anak kecil,
kebanyakan sikap remaja adalah seperti orang dewasa namun sebenarnya pribadi
kekanak-kanakannya masih muncul.
5.
Perubahan lainnya pada masa remaja antara lain yaitu
perubahan suara, tinggi dan berat badan yang terus meningkat. Pada masa remaja
manusia mulai memperlihatkan kemandirian, pemikiran yang semakin masuk akal,
nyata, dan idealis. Masa remaja memang merupakan masa peralihan anak-anak
menuju dewasa, tetapi yang harus dipahami remaja bukan lagi anak-anak yang mau
mengikuti semua perkataan orang tuanya.
6.
Remaja juga tidak berada di fase dewasa yang belum
memiliki pemikiran yang matang dan mampu menyelesaikan permasalahan yang
terjadi. Masa remaja juga merupakan tahapan yang paling rentan dan ditakuti
oleh para orang tua.
7.
Anak remaja kebanyakan suka melakukan hal-hal baru, belum
bisa membedakan dengan baik mana hal yang baik dilakukan dan hal yang buruk
jika dilakukan.
8.
Remaja adalah fase pemberontakan. Pemberontakan yang
biasanya diikuti dengan kenakalan-kenakalan yang dilakukan oleh remaja hanya
untuk mencari perhatian terhadap orang tua, keluarga dan orang disekitarnya.
Mereka cenderung tidak suka dengan aturan-aturan yang membuat kebebasan mereka menjadi
sangat terbatas. Coba ingat kembali ketika kita remaja, kita cenderung memiliki
sikap yang berubah-ubah atau tidak memiliki pendirian.
Dewasa
Manusia
yang dewasa adalah orang yang telah selesai melewati masa perumbuhannya dan
siap untuk menerima keberadaannya di tengah-tengah masyarakat. Masa dewasa
merupakan fase menyesuaikan diri dengan pola kehidupan baru yang lebih luas.
1.
Ketika dewasa manusia disiapkan untuk bisa memulai peran
yang baru. Dewasa dipercayai merupakan masa-masa kebebasan.
2.
Namun ketika dewasa manusia mulai diberikan tanggung
jawab yang baru, tanggung jawab yang berbeda pada saat masih kecil tanggung
jawab ini bukan seperti tanggung jawab ketika tidak mengerjakan pekerjaan rumah
yang guru berikan. Contohnya orang dewasa mulai menetapkan bidang pekerjaan
yang akan dijalani sebagai karir atau seorang wanita dewasa tidak hanya harus
memikirkan karir apa yang akan dijalaninya, namun juga harus siap dan
bertanggung jawab untuk mengurus rumah tangga serta anak-anak dan suaminya.
3.
Saat dewasa manusia mulai menjadi makhluk yang produktif
yang siap menghasilkan keturunan. Masalah-masalah yang muncul pada usia dewasa
bukan lagi masalah kecil yang akan selesai dengan cepat. Permasalahan ekonomi
atau permasalahan pekerjaan merupakan permasalahan rata-rata orang dewasa,
disamping permasalahan lainnya seperti permasalahan seks, masa depan.
4.
Ketika dewasa manusia dibentuk harus bisa menyelesaikan
permasalahan tersebut dan tidak bergantung atau menunggu orang lain untuk
menyelesaikannya.
5.
Ketika manusia dewasa banyak hal yang berubah, manusia
cenderung memiliki perhatian khusus terhadap penampilannya seperti pakaian dan
riasan yang dipakai. Orang dewasa juga memikirkan status sosialnya, berapa
banyak uangnya, seperti apa pekerjaannya. Orang dewasa mulai mengelompokkan
beberapa orang ke dalam sebuah kelompok sosial dan status yang sama antara satu
dengan yang lain.
6.
Pada usia dewasa rasa sosial terhadap persahabatan mulai berkurang,
orang dewasa memilih untuk memikirkan dirinya sendiri dan masa depannya. Hal
terebut memang jauh sekali bedanya dengan masa remaja dan masa anak-anak.
7.
Ketika remaja manusia memiliki interaksi sosial yang erat
dengan teman sebayanya. Saat anak-anak manusia tidak memikirkan apapun tentang
penampilan apalagi tentang status sosial, bagi anak-anak mereka semua sama dan
hanya mementingkan bermain. Banyak hal yang jauh berubah dan berkembang saat
manusia mencapai tahap dewasa. Kepribadian, kesukaan, hobi dan cita-cita
semuanya ikut berubah.
Lanjut Usia
Fase ini merupakan fase terakhir dalam
perkembangan hidup. Masa tua adalah masa dimana hanya menikmati kehidupan yang
tersisa. Saat manusia mulai tua kebanyakan dari mereka hanya menikmati
hari-hari dirumah, mengurus tanaman atau merawat cucu. Sebenarnya masa tua
merupakan masa menuai hasil saat manusia berada pada masa dewasa. Hasil dari
pekerjaan manusia pada masa dewasa akan dinikmati saat mereka tua. Melihat
anak-anaknya tumbuh dewasa membesarkan anak-anak mereka, itu lah yang dilakukan
manusia pada masa tua.
Perubahan
pada lanjut usia
Masa tua dikatakan oleh orang sebagai
masa yang menyerupai masa anak-anak, ketika manusia menua ia akan kembali
seperti bayi. Tidak lagi mampu makan sendiri, tidak lagi bisa berjalan tanpa
bantuan kursi roda atau orang lain. Saat tua manusia tidak lagi bisa bekerja
sekuat mereka bekerja saat muda. Banyak orang yang sudah tua benar-benar
seperti bayi lagi, mandipun juga sudah tidak lagi bisa dilakukan sendiri.
Kondisi fisik pada orang yang sudah tua terus menerus mengalami penurunan dan
kesehatan perlahan mulai kurang baik juga.
Semua itu adalah tahap-tahap
perkembangan manusia dalam kehidupan. Mulai dari manusia terlahir dengan ukuran
dan berat badan yang sangat kecil hingga menjadi manusia yang luar biasa.
Manusia dari saat lahir terus menjalani proses tumbuh dan berkembang dari waktu
hingga sampai pada manusia dewasa yang matang. Sehingga sampai pada tahapan
akhir dari sebuah kehidupan. Segala sesuatu yang terjadi dalam kehidupan ini
adalah merupakan sebuah proses perkembangan manusia.
Selain periode exstra uterin, ada juga periode intra uterin
(periode ketika anak masih di dalam kandungan).
1.
Masa Intra Uterin
Permulaan kehidupan anak di dalam kandungan dimulai saat pembuahan
yaitu saat ovum dibuahi oleh sperma tozoon. Suatu hal yang menarik perhatian
ialah adanya perbedaan yang sangat mencolok
antara makhluk yang baru mulai kehidupannya dalam kandungan dengan
makhluk yang baru mulai kehidupannya di luar kandungan.
2. Masa Vital
a.
Masa ini dimulai dengan kelahiran
si anak.
Ada beberapa hal yang perlu dikemukakan dalam hubungan kelahiran
anak ini.
1)
Soal apakah si anak itu lahir
ataukah dilahirkan. Kelihatannya kedua istilah itu sama-saja, sebenarnya dalam
kata-kata itu mengandung perbedaan. Jika anak itu dikatakan lahir itu berarti
dalam proses kelahirannya anak itu aktif dan jika anak itu dikatakan dilahirkan
berarti dalam proses kelahirannya anak itu pasif. Di dalam keadaan yang normal
istilah lahir adalah istilah yang paling tepat daripada istilah dilahirkan.
2)
Kenyataan
bahwa anak yang baru lahir senantiasa menangis. Mengapa anak yang baru lahir
menangis? Keterangan dari hal ini adalah:
a)
Beberapa ahli psikoanalisis antara
lain: Freud, Ranke, Erberfeld memberikan pendapat bahwa menangis itu merupakan
ekspresi ketakutan dan keinginan akan regresi. Pada waktu anak masih dalam
kandungan, ia ada dalam keadaan yang serba “sempurna”, serba aman, tempat yang
lembut, suhu yang sesuai dengan keadaannya, makanan yang tidak lagi dikunyah
dan ditelan, sehingga dapat dikatakan seakan akan ada dalam “surga”. Ketika dia
datang untuk pertama kalinya di dunia ini sekaligus disambut oleh
keadaan-keadaan yang serba tidak enak, suhu yang berbeda dengan keadaannya
sendiri (lebih dingin atau lebih panas), tempat yang kasar, sinar yang
mengganggu, suara yang membisingkan, sehingga kelahiran ini merupakan
pengalaman traumatis yang merupakan mala petaka yang sangat berbeda dari
keadaan yang serba senang serba aman dan serba tenteram dalam kandungan itu.
Karena itulah di dalam jiwa manusia terdapat dorongan regresi ke alam dalam kandungan
itu yang disebut dengan “kerinduan akan surga”.
b)
Sis Heyster memberikan pendapat
secara psikologis bahwa menangis di
waktu kelahiran merupakan tanda dimulainya kesadaran pada anak.
Sedangkan secara biologis menangis di waktu kelahiran merupakan tanda
dimulainya fungsi paru-paru dan organ lainnya serta pertanda adanya tentang
kehidupan. Dengan demikian, jika ada bayi di waktu lahir tidak segera menangis
maka dirangsang dengan berbagai macam
cara supaya menangis, misalnya: dipukul pelan-pelan, dikipasi dan dimasukkan
udara ke dalam paru-paru lewat pembuluh.
3)
Kenyataan dari bayi yang baru lahir
itu sangat tidak berdaya
Bayi yang baru lahir sangat tidak berdaya kalau dibandingkan dengan
anak hewan, misal: anak ayam, anak kambing. Akan tetapi ketidakberdayaan ini
bukan berarti inferioritas manusia terhadap hewan melainkan pada waktu lahir
itulah sangat tidak berdaya sehingga menjadi sangat berdaya karena mampu
berkembang yang sangat luas.
b.
Kemajuan-kemajuan pada tahun
pertama dan kedua
Sebagian besar para ahli menyelidiki pada tahun pertama ini masih
terbatas kepada perkembangan fungsi-fungsi jasmaniah dan menafsirkan
perkembangan kejiwaan. Geshell memberikan kemajuan anak-anak sebagai berikut:
Penguasaan
badan:
-
0;1: Mengamati alat permainannya.
-
0;2: Memutar kepala, dapat
meluruskan kepala walaupun dengan agak susah payah.
-
0;3: Menarik-narik pakaian atau
selimut.
-
0;4: Dapat meluruskan kepala, jika
diangkat ke atas pada kedua tangannya.
-
0;5: Memperhatikan sesuatu sebentar
(lamanya seperti mengamati alat permainan yang dipegang.
-
0;6: Membalik badan dari
menelungkup ke letak menelentang.
-
0;7: Dapat menggerakkan badan ke
muka jika mendapatb antuan, dapat menegakkan kepala sambil berbaring pada
perutnya.
-
0;8: Dapat duduk beberapa menit.
-
0;9: Jika berbaring pada
punggungnya dia dapat menggulingkan badannya sehingga dia berbaring pada
perutnya, dapat duduk dengan sedikit bantuan.
-
10;0: Dapat duduk tanpa bantuan dan
mulai merangkak.
-
12;0: Merangkak dan dapat melangkah
jika diberi bantuan.
Pergaulannya
dengan benda-benda:
-
0;1: Memandang termangu-mangu,
kemudian memandang ke pintu atau jendela.
-
0;2: Jika disentuh, kepalan tangan segera terbuka.
-
0;3: Dapat sebentar menggenggam sesuatu.
-
0;4: Dapat memegang alat permainan.
-
0;5: Menggerakkan tangan ke mulutnya,
mencoba menjangkau benda-benda yang ada di dekatnya atau didekatkan kepadanya.
-
0;6: Memalingkan kepala ke arah lonceng
yangberbunyi.
-
0;7: Memindahkan benda, menjangkau
benda-benda walaupun tak tercapai olehnya.
-
0;8: Dapat sekaligus memegang dua buah
benda.
-
0;9: Dapat membunyikan lonceng
tangan, merapatkan ibu jari dan telunjuk waktu menjemput sesuatu.
-
10;0: Bermain, misalnya: dengan bola.
-
12;0: Dapat membuka kotak,
menyelidiki mainan, melemparkan atau menggulingkan bola.
Pergaulannya
dengan manusia:
-
0;1: Tersenyum memandang orang.
-
0;3: Menjawab dengan tertawa, mengeluarkan berbagai
bunyi, “mengenal ibu”.
-
0;4: Menangis atau menunjukkan
perasaan tak suka kalau hubungan diputuskan.
-
0;5: Mengikuti orang yang berjalan.
-
0;6: Reaksinya terhadap muka yang ramah dan yang
marah berlainan.
-
0;7: Aktif mencari hubungan,
misalnya: dengan mengeluarkan berbagai bunyi.
-
0;8: Bermain sembunyi-sembunyian,
dapat mengatakan “mama” atau “papa”.
-
10;0: Mencoba menarik perhatian
orang dewasa.
-
12;0: Mengerti akan isyarat-isyarat
yang sederhana, misalnya: melambaikan tangan, menunjuk.
Freud menamakan masa tahun pertama dalam kehidupan anak itu sebagai
masa oral, karena mulut dipandang sebagai sumber keenakan dan ketidakenakan
karena pada kenyataannya bahwa mulut itu memainkan peranan terpenting. Bahwa
anak memasukkan apa saja ke dalam mulut itu merupakan sumber kenikmatan utama
dan mulut juga merupakan alat utama untuk melakukan eksplorasi dan belajar.
Pada tahun kedua anak sudah belajar berjalan dan dapat belajar
menguasai ruang, dan biasanya pada tahun kedua ini anak akan mengalami
pembiasaan tahu akankebersihan.
3.
Masa
Estetis
Biasanya masa estetis ini
dianggap sebagai masa berkembangnya rasa keindahan. Anggapan yang demikian itu
timbul karena nama estetis itu (estetis=indah).
Sebenarnya kata estetis yang dipakai di sini tidak
terutama dalam arti yang demikian, akan tetapi dalam arti bahwa pada masa inin
perkembangan anak yang terutama ialah fungsi pancainderanya, dan dalam eksplorasinya
dia menggunakan panca inderanya pula. “pada masa ini pancaindera sedang dalam
masa pekanya, karena itu pulalah maka Montessori menciptakan bermacam-bermacam
alat permainan yang dimaksudkan untuk melatih pancaindera. Dalam masa inilah
tampak munculnya gejala kenakalan yang umunya terjadi antara umur 3 sampai umur
5. Anak sering menentang kehendak dengan sengaja melanggar yang dilarang dan
tidak melakukan yang diharuskan, dan sebagainya. Gejala ini demikian umumnya
nampak pada anak-anak pada umur-umur demikian itu, sehingga sangat menarik
perhatian, baik para ahli maupun bukan ahli. Nama yang diberikan kepada masa
inin bermacam—macam sekali, seperti misalnya:
·
Oswald
Kroh menyebutnya Trotzaller (yang diikuti oleh banyak ahli di Jerman
sendiri maupun diluar Jerman)
·
Langeveld
menyebutnya protest-fase
·
Carp
menyebutnya masa individualisering I
·
Sejumlah
ahli menyebutnya masa pubertas I
Kenapakah anak berbuat
kenakalan dan keras kepala? Jawaban terhadap pertanyaan ini bermacam-macam
sekali. Dibawah ini dikemukakan beberapa dari jawaban-jawaban tersebut:
Freud menerangkan hal ini dengan teorinya
tentang kompleks Oedipus. Secara singakat, kompleks Oedipus ini terdiri dari
dorongan seksual terhadap orang tua yang berlainan jenis kelaminnya dan
dorongan bermusuhan terhadap orang tua yang bersamaan jenis kelaminnya. Jadi
anak laiki-laki akan menganggap ayahnya sebagai saingan dalam memperebutkan
kasih ibu, sedangkan anak perempuan akan menganggap ibu sebagai saingan dalam
memperebutkan kasih ayah. Karena rasa bersaing inilah maka timbul
kenakal-kenakalan pada anak-anak itu.
Keterangan yang dapat
diterima adalah sebagai berikut: Berkat perkembangan bahasanya yang merupakan
modal pokok bagi anak dalam mengahadapi dunianya maka sampailah anak pada taraf
penyadaran “aku”nya, taraf menemukan “aku”nya, yaitu suatu taraf dimana anak
menemukan kenyataan dirinya sebagai subjek. Kalau pada masa-masa sebelumnya
anak masih merasa satu dengan dunianya, belum mampu mengadakan pemisahan secara
sadar antaranya dirinya sendiri sebagai subjek, maka sekarang dia menyadari
bahwa dirinya juga subjek seperti subjek-subjek yang lain (orang dewasa).
Sebagai subjek dia mempunyai kebebasan untuk menghendaki sesuatu. Dan karena
jarang menemukan kenyataan tersebut, maka anak seakan-akan “ kaul” ingin
mendapatkan pengalaman, bagaimana kiranya sebagai subjek yang bebas menentukan
keinginannya itu. Melukiskan hal tersebut sebagai “demam menghendaki”. Pada
suatu saat misalnya dia menghendaki sebuah bola dan menghendakinya itu tidak
dapat ditahan-tahan, akan tetapi kalau dia telah memperolehnya, maka dia tidak
lagi memperdulikan bola itu, dan menghendaki benda yang lain lagi, dan
sebagainya. Kadang-kadang dia melanggar yang dilarang dan memantangkan yang
diharuskan, hal yang demikian ini tidak disebabkan karena dia pada dasarnya
keras kepala melainkan hanya ingin mengalami dan ingin menyaksikan akibatnya.
4.
Masa
Intelektual, Masa Keserasian Bersekolah
Sebuah anak melewati Trotzaller I proses sosialisasinya telah
berlangsung dengan lebih efektif sehingga menjadi matang untuk masuk sekolah
dasar. Pada umur berapa tepatnya anak matang untuk masuk sekolah dasar,
sebenarnya sukar untuk dikatakan karena kematangan itu tidak ditentukan oleh
umur semata-mata, namun pada umur antara 6 atau 7 biasanya anak memang telah
matang untuk masuk sekolah dasar.
Pada masa keserasian
bersekolah ini secara relatif anak-anak lebih mudah di didik daripada masa
sebelumnya dan sesudahnya. Freud memberi nama fase ini fase latent, dimana
dorongan-dorongan “seakan-akan” mengendap, tidak semenggelora masa-masa sebelum
dan sesudahnya.
Masa ini dapat diperinci lagi menjadi dua
fase, yaitu:
A.
Masa
kelas-kelas rendah sekolah dasar (6/7-9/10) dan
B.
Masa
kelas-kelas tinggi sekolah dasar (9/10- kira-kira 13)
a.
Beberapa
sifat khas pada masa yang pertama ini antara lain adalah:
1)
Adanya
korelasi yang tinggi antara keadaan jasmani dan prestasi sekkolah. Di sini terbukti perlunya kebutuhan-kebutuhan
biologis itu dipenuhi secara layak.
2)
Sikap
tunduk kepada peraturan-peraturan permainan yang tradisional.
3)
Ada
kecenderungan memuji diri sendiri.
4)
Suka
membanding-bandingkan dirinya dengan anak lain, kalau hal itu menguntungkan,
dalam hubungan dengan ini juga ada kecenderungan meremehkan anak lain.
5)
Kalau
tidak dapat menyelaesaikan sesuatu soal, maka soal itu dianggapnya tidak
penting.
6)
Pada
masa ini (terutama pada umur 6 sampai 8) anak menghendaki nilai-nilai (angka
rapor, skor)yang baik, tanpa meningat apakah prestasinya memang pantas diberi
nilai baik atau tidak.
b.
Masa
yang kedua menunjukkan sifat-sifat yang banyak berbeda dengan pada masa
pertama, Ch. Buhler mengemukakan bahwa pada masa ini (terutama menjelang akhir
masa ini) telah timbul kesulitan-kesulitan dalam pendidikan, sebagai akibat
dari:
1)
Persiapan
untuk sekolah lanjutan.
2)
Soal-soal
watak dan soal-soal seksual
Beberapa sifat khas anak-anak pada masa
ini ialah:
1)
Adanya
perhatian kepada kehidupan praktis sehari-hari yang konkret, hal ini membawa
kecenderungan untuk membantu pekerjaan-pekerjaan yang praktis.
2)
Amat
realistik, ingin tahu, ingin belajar. Kenyataan inilah kiranya yang mendasari
pendapat O. Kroh yang memberi pensifatan pada masa ini sebagai realisme, yaitu
realisme naif (8-10) dan realisme kritis (10-12).
3)
Menjelang
akhir masa ini telah ada minat kepada hal-hal dan mata pelajaran khusus.
4)
Sampai
kira-kira umur 11 anak membutuhkan bantuan guru atau orang-orang dewasa lainnya
untuk menyelesaikan tugasnya dan memnuhi keinginannya, setelah kira-kira umur
11 anak menghadapi tugas-tugas dengan bebas dan berusaha menyelesaikannya
sendiri.
5)
Pada
masa ini anak memandang nilai (angka rapor) adalah ukuran yang tepat
(sebaik-baiknya) mengenai prestasi sekolahnya.
6)
Anak-anak
pada masa ini gemar membentuk kelompok-kelompok sebaya, biasanya untuk dapat
bermain-main bersama-sama. Didalam permainan ini anak-anak kerap kali tidak
terikat kepada peraturan-peraturan permainan yang tradisional, mereka membuat
peraturan sendiri.
Masa
keserasian bersekolah ini diakhiri dengan suatu masa yang biasanya disebut masa pueral. Masa ini demikian khasnya,
sehingga menarik perhatian para ahli, dan karenanya juga banyak dilakukan
penyelidikan dan pembahasan mengenai masa ini.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Perkembangan merupakan
suatu perubahan yang bersifat kualitatif dan berhubungan dengan kematangan seseorang
yang bersifat progresif serta sistematis di dalam diri manusia. Perkembangan
tidak ditekankan pada segi materiil, melainkan pada segi fungsional. Dari
uraian ini, perkembangan dapat diartikan sebagai perubahan kualitatif daripada
fungsi-fungsi.
Perubahan sesuatu fungsi
adalah disebabkan oleh adanya proses pertumbuhan materiil yang memungkinkan
adanya fungsi itu, disebabkan karena perubahan tingkah laku hasil belajar.
Fungsi-fungsi kepribadian manusia berhubungan dengan aspek jasmaniah dan aspek kejiwaan.
Perkembangan dipengaruhi
oleh adanya proses dan hasil dari belajar,
usia, hereditas dan lingkungan. Serta perkembangan juga mempunyai beberapa
fase.
DAFTAR PUSTAKA
Soemanto,Wasty.2006.Psikologi Pendidikan.Jakarta: PT Rineka
Cipta.
Suryabrata,Sumadi.2008.Psikologi Pendidikan.Yogyakarta: PT
Rajagrafindo Persada.
http//.definisimu.blogspot.co.id/2012/08/definisi-perkembangan.html?m=1
Tidak ada komentar:
Posting Komentar