Selasa, 05 Mei 2020

Pengertian Perkembangan, Faktor Perkembangan, Fase Perkembangan.


KELOMPOK 2:
1.   RETNO AMBAR WATI
2.   RIZKA AGUSTINA

BAB I
PENDAHULUAN

1.1        Latar Belakang
Dunia pendidikan di Indonesia pada umumnya masih mempunyai bermacam-macam persoalan mulai dari persoalan rumusan tujuan pendidikan sampai kepada persoalan metode pendidik dan peserta didik. Upaya yang dilakukan untuk memperbaiki kondisi kependidikan itu perlu adanya pengukuran terhadap akar permasalahan yang bertumbuh pada peserta didik. Pendidikan merupakan perlakuan terhadap peserta didik yang secara psikologis harus sesuai dengan keadaan anak didik. Proses pendidikan akan terjawab apabila pendidik dapat memberikan bantuan kepada anak didik untuk berkembang secara maksimal.
1.2       Rumusan Masalah
1.      Pengertian Perkembangan.
2.      Faktor Perkembangan.
3.      Fase Perkembangan.




BAB II
PEMBAHASAN
2.1        Pengertian Perkembangan
Perkembangan merupakan suatu perubahan yang bersifat kualitatif dan berhubungan dengan kematangan seseorang yang bersifat progresif serta sistematis di dalam diri manusia. Perkembangan tidak ditekankan pada segi materiil, melainkan pada segi fungsional. Dari uraian ini, perkembangan dapat diartikan sebagai perubahan kualitatif daripada fungsi-fungsi.[1]
Perubahan sesuatu fungsi adalah disebabkan oleh adanya proses pertumbuhan materiil yang memungkinkan adanya fungsi itu, disebabkan karena perubahan tingkah laku hasil belajar. Fungsi-fungsi kepribadian manusia berhubungan dengan aspek jasmaniah dan aspek kejiwaan.
Fungsi-fungsi kepribadian yang jasmaniah misalnya:
1.      Fungsi Motorik pada bagian-bagian tubuh
2.      Fungsi Sensoris pada alat-alat indra
3.      Fungsi neurotik pada sistem saraf
4.      Fungsi seksual pada bagian-bagian tubuh yang erotis
5.      Fungsi pernapasan pada alat pernapasan
6.      Fungsi peredaran darah pada jantung dan urat-urat nadi
7.      Fungsi pencernaan makan pada alat pencernaan
Sedangkan fungsi-fungsi kepribadian yang bersifat kejiwaan misalnya:
1.      Fungsi perhatian
2.      Fungsi pengamatan
3.      Fungsi tanggapan
4.      Fungsi ingatan
5.      Fungsi fantasi
6.      Fungsi pikiran
7.      Fungsi perasaan
8.      Fungsi kemauan
Setiap fungsi yang disebutkan di atas, baik yang jasmaniah maupun yang kejiwaan, dapat mengalami perubahan. Perubahan pada fungsi-fungsi tersebut tidak secara kuantitatif melainkan lebih bersifat kualitatif. Perubahan yang kualitatif tidak dapat dikatakan sebagai pertumbuhan, melainkan sebagai perkembangan. Oleh karena perkembangan menyangkut berbagai fungsi, baik jasmaniah maupun rohaniah, maka akan salah apabila kita beranggapan bahwa perkembangan adalah semata-mata sebagai perubahan atau proses psikologis.
2.2        Faktor Perkembangan.
1.      Adanya Proses Dan Hasil dari Belajar
Dengan belajar, orang mampu memperoleh pengalaman. Pengalaman belajar meliputi aspek-aspek pengetahuan, keterampilan, dan sikap. Belajar merupakan kegiatan yang dinamis, karena itu, wajarlah bahwa pengetahuan, keterampilan, dan sikap seseorang menjadi berkembang. Perkembangan pengetahuan, keterampilan dan sikap seseorang ini akan menentukan tingkat kedewasaan seseorang. Tingkat-tingkat kedewasaan seseorang merupakan indikator penting bagi perkembangan orang itu, baik secara jasmaniah maupun rohaniah/kejiwaan.
2.      Usia
Dengan bertambahnya usia, maka pertumbuhan seseorang berlangsung terus menuju kepada tingkat kematangan pada fungsi-fungsi jasmaniah. Kematangan fungsi jasmaniah dapat mempercepat proses perkembangan, baik pada fungsi jasmaniah itu sendiri maupun pada fungsi kejiwaan. Pada segi lain, bertambahnya usia seseorang dapat menumbuhkan kapasitas pribadi seseorang dalam mengatasi suatu persoalan. Pertumbuhan kapasitas intelektual sangat menentukan perkembangan pada diri seseorang.
3.      Hereditas dan Lingkungan
Faktor Hereditas dan lingkungan sama-sama penting bagi perkembangan individu. Hereditas menumbuhkan fungsi-fungsi dan kapasitas, sedangkan pendidikan dan lingkungan mengembangkan fungsi-fungsi dan kapasitas itu. Baik stimuli hereditas, maupuun stimuli lingkungan berinteraksi saling mempengaruhi untuk menimbulkan proses pertumbuhan dan perkembangan. Kenyataan ini mengharuskan pendidikan melakukan usaha-usaha:
a)      Menciptakan lingkungan belajar yang kondusif
b)      Memotivasi kegiatan anak untuk belajar
c)      Membimbing perkembangan anak ke arah perkembangan optimal

2.3        Fase Perkembangan.
·         Periodisasi-Periodisasi Yang Berdasar Biologis
Sekelompok ahli dalam membuat periodisasi mendasarkan diri pada keadaan atau proses biologis tertentu. Diantara pendapat-pendapat yang demikian misalnya pendapat Aristoteles, pendapat Kretschmer, pendapat Freud, pendapat Montessori, dan pendapat Buhler.
a)      Pendapat Aristoteles
Aristoteles menggambarkan perkembangna anak sejak lahir sampai dewasa itu dalam tiga periode lamanya masing-masing tujuh tahun:
Fase I dari 0 sampai 7: Masa anak kecil, ke masa bermain.
Fase II dari 7 sampai 14: Masa anak, masa belajar atau masa sekolah rendah.
Fase III dari 14 sampai 21: Masa remaja atau pubertas (masa peralihan dari anak menjadi orang dewasa).
Periodisasi ini didasarkan atas gejala dalam perkembangan jasmani. Hal ini mudah ditunjukkan antara fase I dan fase II dibatasi oleh pergantian gigi, antara fase II dan fase III ditandai oleh mulai bekerjanya perlengkapan kelamin (misalnya kelenjar).
b)      Pendapat Kretschmer
Kretsschmer mengemukakan bahwa dari lahir smapai dewasa anak melewati empat fase, yaitu:
Fase I  dari 0 sampai kira-kira 3 disebut fulungs-periode I: pada masa ini anak kelihatan pendek gemuk.
Fase II   dari kira-kira 3 sampai kira-kira 7 disebut sterckungs periode I: pada masa ini kelihatan langsing
Fase III  dari kira-kira 7 sampai kira0kira 13 disebut fullungs periode II: pada masa ini anak kembali kelihatan pendek gemuk
Fase IV  dari kira-kira 13 sampai kira-kira 20 disebut sterckungs periode II: pada masa ini anak kembali kelihatan langsing.
Kehidupan kejiwaan anak-anak pada masa-masa tersebut juga menunjukkan sifat-sifat yang khas. Pada periode-periode fullung anak menunjukkan sifat-sifat jiwa yang mirip dengan orang yang cyclotbym: jiwanya terbuka, mudah bergaul, mudaah didekati, dan sebagainya. Pada periode-periode streckung anak menunjukkan sifat-sifat jiwa yang mirip dengan orang yang berbabitus leptosom, jadi seperti orang yang scbizotbym: jiwa tertutup, sukar bergaul, sukar didekati, dan sebagainya.
c)      Pendapat Sigmud Freud
Freud berpendapat, bahwa anak sampai umur kira-kira 5 melewati fase-fase yang terdiferensiasikan secara dinamis, kemudian sampai umur 12 atau 13 mengalami fase latent, yaitu suatu fase di mana dinamika menjadi lebih stabil. Dengan datangnya masa  remaja (pubertas) dinamika meletus lagi, dan selanjutnya makin tenang kalau orang makin dewasa. Bagi freud, masa sampai umur 20 menentukan bagi pembentukan kepribadian seseorang.
Tiap fase dari lahir sampai umur 5 ditentukan atas dasar cara-cara reaksi bagian tubuh tertentu. Adapun fase-fase tersebut adalah:
1.      Fase oral: 0 sampai kira-kira 1. Pada fase ini mulut merupakan daerah pokok daripada aktivitas dinamis.
2.      Fase anal: kira-kira 1 sampai kira-kira 3. Pada fase ini dorongan dan tahanan berpusat pada fungsi pembuangan kotoran.
3.      Fase falis: kira-kira 3 sampai kira-kira 5. Pada fase inin alat-alat kelamin merupakan daerah crogen terpenting.
4.      Fase latent: kira-kira 5 sampai kira-kira 12 atau 13. Pada fase ini impuls-impuls cenderung untuk ada dalam keadaan tertekan (mengendap).
5.      Fase pubertas: kira-kira 12 atau 13 sampai kira-kira 20. Pada fase ini impuls-impuls menonjol kembali. Apabila ini dapat disublimasikan dan dipindahkan oleh Das Icb dengan berhasil maka sampailah orang kepada fase kematangan terakhir, yaitu:
6.      Fase Genital.
Dalam batas tertentu juga dimasukkan disini pendapat Montessori dan Ch. Buhler.
d)     Pendapat Montessori
Menurut Montessori tiap fase perkembangan itu mempunyai arti biologis. Kodrat alam mempunyai rencana tertentu berdasarkan dua asas pokok, yaitu:
1)      Asas kebutuhan vital, yaitu apa yang terkenal dengan masa peka.
2)      Asas kesibukan sendiri,
Perkembangan jiwa tidak harus dimengerti sebagai perkembangan fungsi-fungsi yang tidak saling mempengaruhi satu sama lain, melainkan harus dimengerti sebagai perwujudan jasmani-rohani, dalam struktur yang berurutan memperoleh pelajaran (latihan) yang penting untuk pembentukan yang tepat (definitif). Pendidikan berarti mewujudkan atau melaksanakan rencana kodrat alam tersebut.
Montessori mengemukakan empat periode perkembangan, yaitu:
1.      Periode I (0-7) adalah periode penangkapan (penerimaan) dan pengaturan dunia luar dengan perantaraan alat indera. Ini adalah rencana motoris dan panca indera yang bersifat keraggan (stoffelijk).
2.      Periode II (7-12) adalah periode rencana abstrak. Pada masa ini anak-anak mulai memperhatikan hal-hal kesusilaan, menilai perbuatan manusia atas dasar baik-buruk dan karenanya mulai timbl kata hatinya. Pada masa ini anak-anak sangat membututuhkan pendidikan kesusilaan serta butuh memperoleh pengertian bahwa orang lain pun berhak mendapatkan kebutuhannya.
3.      Periode III (12-18) adalah periode penemuan diri dan kepekaan rasa sosial. Dalam masa ini kepribadian harus dikembangkan sepenuhnya dan harus sadar akan keeharusan-keharusan.
4.      Periode 1V (18--) adalah peroiode pendidikan tinggi. Dalam hubungan dengan ini perhatian Montessori ditujukan kepada mahasiswa-mahasiswa peerguruan tinggi yang menyediakan diri untuk kepentingan dunia. Mahasiswa harus belajar mempertahankan diri terhadap tiap godaan ke arah perbuatan-perbuatan yang terkutuk, dan universitas harus melatih mahasiswa-mahasiswa itu.
e)      Pendapat Ch.Buhler
Ch.Buhler mengemukakan lima fase dalam perkembangan anak yaitu:
1)      Fase I (0-1) yaitu fase gerak laku ke dunia laut.
2)      Fase II (1-4) yaitu fase semakin luasnya hubungan anak dengan benda-benda di sekitarnya.
3)      Fase III (4-8) yaitu fase hubungan pribadi dengan lingkungan sosial, serta kesadaran akan kerja tugas dan prestasi.
4)      Fase IV (8-13) yaitu fase memuncaknya minat ke dunia objektif dan kesadaran akan akunya sebagai sesuatu yang berbeda dari aku orang lain.
5)      Fase V (13-19) yaitu fase penemuan diri dan kematangan.
·         Periodisasi-Periodisasi yang Berdasar Didaktis
Dasar Didaktis yang digunakan oleh para ahli disini ada beberapa kemungkinan, yaitu
a.       apa yang harus diberikan kepada anak-anak didik pada masa-masa tertentu
b.      bagaimana caranya mengajar/mendidik anak-anak didik pada masa-masa tertentu
c.       kedua hal yang telah disebutkan diatas itu bersama-sama.
1.      Pendapat Comenius
Salah satu konsepsi dalam golongan ini yang sangat terkenal ialah konsepsi yang dikemukakan oleh Comenius. Yang terkenal dalam konsepsinya yaitu pada bagian macam-macam sekolah yang disesuaikan dengan perkembangan jiwa anak yaitu:
a)      Scola materna (sekolah ibu), untuk anak-anak umur 0-6.
b)      Scola vernacular (sekolah bahasa ibu) untuk anak-anak umur 6-12.
c)      Scola latina (sekolah latin) untuk anak-anak umur 12-18.
d)     Academia (Akademi) untuk anak-anak umur18-24.
Untuk masing-masing sekolah itu harus diberikan bahan pelajaran (bahan pendidikan) yang sesuai dengan perkembangan jiwa anak dan harus menggunakan cara-cara mendidik (mengajar) yang harus sesuai dengan perkembangan jiwa anak.
2.      Pendapat JJ. Rousseau
Konsep yang digunakan oleh JJ. Rousseau antara lain:
a.       I 0-2 adalah masa asuhan
b.      II 2-12 adalah masa pendidikan jasmani dan latihan panca indera.
c.       III 12-15 adalah periode pendidikan akal.
d.      IV 15-20 adalah periode pembentukan akal watak dan pendidikan agama.
·         Periodisasi-Periodisasi yang Berdasar Psikologis
Tokoh utama yang berpendapat bahwa dirinya mendasarkan kepada keadaan psikologs ini ialah Oswald Kroh. Kroh berpendapat bahwa apabila seseorang berbicara tentang psikologi maka yang dipakai sebagai landasan haruslah juga keadaan psikologis anak bukan keadaan biologis. Berkaitan dengan hal tersebut maka harus mencari keadaan psikologis manakah yang sekiranya khas dan dialami oleh setiap anak dalam masa perkembangan itu dan menemukan bahwa anak dalam masa perkembangannya mengalami masa-masa kegoncangan. Jika perkembangan itu dapat digambarkan sebagai proses evolusi maka pada masa-masa kegoncangan itu evolusi tersebut berubah menjadi revolusi.
Keadaan seperti hamper dialami oleh setia panak karena itulah maka dapat dipakai sebagai pedoman. Oleh Kroh masa kegoncangan ini disebut dengan Trotz periode. Selama perkembagannya anak mengalami dua kali Trotz periode yaitu:
a.       Dalam tahun ketiga, terkadang juga pada permuaan tahun keempat
b.      Pada permulaan masa pubertas bagi anak laki-laki pada tahun ketiga belas.
Kedua Trotz periode inilah yang membatasi antara fase yang satu dengan fase lainnya. Fase perkembangan menurut Kroh ini adalah:
a)      Dari lahir sampai masa Trotz pertama yang biasanya disebut dengan masa anak-anak awal
b)      Dari masa Trotz pertama sampai masa Trotz kedua yang biasanya disebut dengan masa keserasian bersekolah.
c)      Dari masa Trotz kedua sampai akhir remaja yang biasanaya disebut dengan masa kematangan. Umur berapa tepatnya berakhir masa remaja (masa muda) itu tidak dapat diterima sebagai perkiraan umur 21.
Setelah mengetahui pendapat diatas, lalu timbullah persoalan pendapat manakah sekiranya yang paling tepat. Masing-masing pendapat yang telah dikemukakan tersebut mempunyai sisi baik dan sisi lemah. Dalam hal ini sebaiknya kita mengambil atas dasar pertimbangan orang yang memakainya. Mana yang dapat kita gunakan dengan baik untuk memahami dan menjelaskan kehidupan psikis anak-anak didik kita yang masih dalam masa perkembangan. Itulah pendapat-yang tepat berdasarkan sisi baik dan lemahnya.
Pendapat yang dapat kita jadikan sebagai rangka pembicaraan yaitu pendapat Kohnstamm antara lain:
1)      Umur 0 sampai kira-kira 2 masa vital.
2)      Umur kira-kira 2 sampai kira-kira 7 masa estetis.
3)      Umur kira-kira 7 sampai kira-kira 13 atau 14 masa intelektual.
4)      Umur kira-kira 13 atau 14 sampai kira-kira 20 atau 21 masa sosial.
2.4       Perkembangan Manusia dari Bayi Sampai Lanjut Usia
Di dunia ini semua makhluk hidup yang ada mengalami perkembangan. Manusia memiliki 5 fase perkembangan dalam hidup yaitu fase saat bayi, fase anak-anak, fase remaja, fase dewasa, dan fase lanjut usia. Tahapan tersebut membuktikan bahwa manusia berkembang terus menerus hingga meninggal.
Proses tumbuh dan berkembang merupakan proses yang tidak dapat dipisahkan. Pertumbuhan adalah tahap bertambahnya ukuran yang tidak bisa kembali kepada keadaan semula. Seperti pertambahan ukuran berat badan pada manusia. Perkembangan adalah tahap mencapai kedewasaan. Pada manusia dilihat dari kematangan organ reproduksi, yang siap untuk menghasilkan keturunan selanjutnya. Perhatikan anak-anak disekolah yang satu kelas dan berada di usia yang sama, ada beberapa anak yang memiliki tinggi badan dan berat badan yang lebih dari teman-teman yang lain. Perkembangan manusia tidak hanya tentang kemampuan untuk bereproduksi namun banyak aspek-aspek lain yang harus diperhatikan. Seperti perkembangan cara berpikir hingga perkembangan emosional manusia.
Bayi
Usia bayi adalah dari ia lahir hingga berusia 2 tahun. Masa ini adalah masa pertumbuhan yang sangat luar biasa dari seorang manusia karena pada saat bayi terlahir ke dunia ini ia belum mengetahui apapun, belum mengenal apapun dan belum bisa mengerti tentang apapun. Ketika si bayi merasa lapar, haus, atau merasa sakit ia hanya akan menangis untuk memberitahukan kepada ibunya. Saat seorang bayi dalam kandungan ia ternyata sudah bisa mengenal suara ayah dan ibunya. Jika orang tua sering mengajak bayi berbicara sejak dalam kandungan.
Ketika seorang bayi lahir dia begitu kecil mungil, dan polos, bahkan saat bayi kecil itu terlahir dia juga belum mengerti caranya minum ASI yang diberikan ibunya. Ibu akan terus mengajari hingga bayinya terbiasa dan bisa menyusu tanpa dibantu lagi. Itu juga merupakan sebuah proses perkembangan manusia. Bayi yang tidak mengerti caranya minum susu setelah di ajari akan bisa melakukannya. Tahap bayi adalah tahapan yang sangat membutuhkan perhatian dari kedua orang tua. Orang tua harus benar-benar cermat memperhatikan perkembangan bayinya, karena usia bayi adalah usia yang rentan akan penyakit-penyakit atau gangguan kesehatan lainnya. Fase bayi adalah fase terpenting dalam perkembangan dan pertumbuhan manusia.
Berikut perkembangan bayi setiap bulannya:
Bayi usia 0-1 bulan
·         Bayi masih banyak tidur karena belum bisa membedakan siang dan malam.
·         Untuk mengungkapkan yang diinginkan bayi hanya menangis.
·         Tangan mulai mencengkram kuat.
·         Mulai menggenggam jari ibu.
·         Sudah mulai mengenal suara ibu.
·         Bayi mulai menggerakkan kepala saat tengkurap.
·         Senang memperhatikan tangan dan jari.
·         Sudah mampu mengenal gerakan.
·         Bayi mulai bisa membedakan bau asi dan bau puting bunda.
·         Bayi hanya minum ASI dan tidak ada tambahan makanan yang lain.
Bayi usia 2 bulan
·         Bayi mulai belajar tengkurap.
·         Saat bayi tengkurap ia akan belajar menahan kepala dan lehernya meskipun hanya sebentar saja.
·         Ketika bayi tengkurap ia juga akan mencoba mengangkat badan dengan cara mendorong  tangannya.
·         Bayi mulai mengepalkan tangan dan memukul tanpa arah.
·         Bayi mulai bermain dengan jemarinya.
·         Mulai mengadakan kontak mata.
·         Bayi mulai tersenyum saat merespon.
·         Bayi mulai mampu melihat lebih jauh dari sebelumnya, karena indra penglihatannya mulai berkembang dengan baik.
·         Meraih benda-benda disekitar.
·         Memasukkan benda atau barang ke dalam mulutnya.
·         Bayi menghisap jempol dan memasukkan tangan kedalam mulut.
·         Bayi usia ini butuh tidur 15-16 jam sehari dan akan bangun setiap 2 jam sekali untuk menyusu.
·         Bayi sangat senang digendong dengan posisi tegak dan menghadap kedepan.
·         Bayi mulai membuat berbagai suara-suara.
·         Bayi usia ini juga menangis untuk mendapatkan perhatian bundanya.
Bayi usia 3 bulan
·         Mulai terasa beban di kakinya.
·         Bayi mulai bergumam bahkan berteriak.
·         Bayi mulai bisa tertawa.
·         Meniru saat seseorang menjulurkan lidah ke arahnya.
·         Menggenggam mainan dengan baik.
·         Bayi mulai kuat menahan kepalanya dan mencoba berguling kekanan dan kiri.
·         Reflek kaget karena bawaan lahir mulai menghilang.
·         Otot-otot leher bayi semakin kuat.
·         Menjulurkan kaki dan menendang-nendang.
·         Mulai memukul mainan yang berwarna warni.
·         Lambung bayi pada usia ini mulai bisa menerima banyak asupan susu.
·         Bayi semakin banyak tidur, kira-kira 6 hingga 7 jam dalam sekali waktu tidur.
·         Senang mendengar suara musik.
·         Suka tersenyum ke arah orang tuanya.
·         Penglihatan bayi mulai sempurna.
·         Suka dengan warna-warna yang tajam seperti warna merah.
·         Bayi mulai mampu membalas menatap saat seseorang menatapnya.
·         Bayi pada usia 3 bulan semakin jarang menangis.
·         Bayi usia ini juga mulai mengajak orang disekitarnya untuk “mengobrol” dengan mengeluarkan kata-kata oh dan eh.
Bayi usia 4 bulan
·         Bayi usia ini sangat menikmati saat sedang bermain dan akan menangis ketika dihentikan.
·         Bayi juga mengangkat lengannya sebagai isyarat ingin digendong.
·         Peningkatan berat badan bayi yaitu dua kali lipat dari berat saat lahir.
·         Beberapa bayi ada yang sudah mulai tumbuh gigi pertama di usia ini, akan tetapi kebanyakan bayi akan tumbuh gigi pertama pada usia 8 bulan. Ciri-ciri gigi pertama tumbuh adalah menggigit mainan atau benda untuk mengurangi rasa gatal, rewel, ileran, diare dan menarik telinga kanan.
·         Bayi juga mulai memindahkan mainan menggunakan kedua tangan.
·         Senang menggapai apa saja yang tergantung didekatnya.
·         Bayi mulai bisa menendang dan mendorong dengan kakinya.
·         Beberapa bayi ada yang sudah mampu berguling saat telentang dari posisi ia tengkurap.
·         Usia ini bayi mulai tidur dengan nyenyak sepanjang malam.
·         Penglihatan bayi semakin tajam dan mulai mampu melihat warna yang lebih samar.
·         Bayi mulai belajar memakan makanan berupa bubur susu myang cair, akan tetapi tetap mengkonsumsi ASI yang utama.
Bayi usia 5 bulan
·         Usia ini bayi mulai meraih ayah atau bunda dan menangis saat ditinggalkan.
·         Beberapa bayi ada yang sudah bisa duduk tegak untuk waktu yang lama, meskipun masih dibantu dengan bantal sebagai penyangga.
·         Bayi mulai berguling di ikuti dengan menggerakkan kakinya.
·         Genggaman tangan si bayi juga makin kuat.
·         Bayi mulai bisa menggenggam botol atau gelas dengan tangannya sendiri.
·         Bayi pada usia 5 bulan juga akan sangat jarang terbangun lagi tengah malam dan malah tidur sepanjang malam dengan nyenyak.
·         Bayi mulai bisa melihat dengan baik dan kedua matanya sudah mampu fokus secara bersamaan.
·         Pada usia ini bayi mulai bisa membedakan berbagai warna.
·         Bayi mengetahui berbagai bunyi yang ia buat melalui bibir dan lidahnya. Hal ini adalah tahap awal perkembangan komunikasi bayi.
·         Bayi mulai mengerti suara-suara yang didengarnya.
·         Bayi lebih senang musik daripada percakapan.
·         Bayi mulai mampu mensinkronisasikan suara dengan gerakan.
·         Bayi pada usia ini juga mulai bisa menunjukkan suara yang berbeda saat lapar dan buang air besar.
Bayi usia 6 bulan
·         Bayi belajar makan dan mengunyah.
·         Pertumbuhan tinggi bayi melambat setiap bulannya dalam periode ini.
·         Bayi sudah bisa duduk sendiri tanpa topangan tangan lagi.
·         Bayi bisa menggeser badannya untuk maju atau mundur dengan cara mendorong.
·         Bayi mulai belajar menggunakan satu per satu jarinya atau secara bersamaaan untuk mengambil objek yang lebih kecil.
·         Pada usia ini perkembangan beberapa bayi berbeda, ada bayi yang sudah mulai merangkak dengan cara menyeret perutnya. Akan tetapi ada pula bayi yang hanya suka duduk diam melihat saja.
·         Bayi pada usia ini pada umumnya sudah bisa menerima makanan berat. Seperti bubur pisang atau bubur buah.
·         Bayi usia 6 bulan sudah bisa tersenyum, tertawa, dan berceloteh.
·         Bayi juga mulai takut kepada orang yang terlihat asing baginya.
Bayi usia 7 bulan
·         Bayi mulai berceloteh dengan cara yang lebih jelas.
·         Bayi sudah bisa memberikan tanggapan terhadap ekspresi emosi orang di sekitarnya.
·         Bayi merangkak dan mengelilingi isi rumah dengan kemampuannya sendiri.
·         Bayi sudah mampu mengangkat barang dengan sebelah tangannya dan memindahkannya ke tangan yang lain.
·         Bayi juga mulai bisa memegang gelas dengan kedua tangan tanpa bantuan (gelas bayi yang memiliki 2 buah pemegang).
·         Beberapa bayi pada usia ini juga mulai ada yang tumbuh gigi pertamanya.
Bayi usia 8-9 bulan
·         Bayi mulai belajar berdiri.
·         Bayi mulai belajar berpegangan pada meja, kursi, tembok atau barang yang bisa di jadikan tempat untuk pegangan agar bayi dapat bergerak dengan baik menggunakan kedua kakinya, meskipun masih sangat sering terjatuh.
·         Bayi sudah bisa diberikan makanan berupa nasi tim yang disaring.
·         Bayi akan meraih objek yang disukainya dengan cara merangkak atau berguling sampai mendapatkan objek yang di inginkannya.
·         Bayi bisa menunjuk objek yang ia sukai dengan jarinya.
·         Bayi bisa menunjukkan ekspresi marah, senang, takut, kaget, dan tertarik akan sesuatu pada usia ini.
·         Bayi sudah mulai mengenal namanya sendiri. Apabila seseorang memanggil namanya ia akan menoleh segera.
·         Bayi mulai meniru kata-kata yang kita ucapkan padanya.
·         Bayi menolak saat disuapi dan malah ingin melakukannya sendiri.
Bayi usia 10-11 bulan
·         Bayi ada usia ini sudah bisa mengatur posisi tubuhnya sendiri tanpa bantuan orang lain lagi.
·         Bayi bisa memegang mainan dengan baik tanpa terjatuh.
·         Bayi juga bisa menggerakkan mainan atau benda ke kanan dan ke kiri, ke atas dan ke bawah.
·         Bayi mulai belajar bertepuk tangan.
·         Bayi mulai merangkak atau naik ke atas tangga.
·         Bayi sudah memiliki kemampuan menyusun mainannya.
·         Bayi sudah bisa berdiri dan berpegangan dengan waktu yang semakin lama.
·         Bayi mulai senang mencari sesuatu hal yang bari disekitarnya.
·         Bayi mulai terbiasa melangkahkan kakinya dengan semangat. Ibu harus memegang kedua tangan bayi agar bayi mudah belajar berjalan dan sebaiknya sesekali pegang satu tangan saja agar bayi bisa belajar keseimbangan dengan cepat. Tetapi sebaiknya lakukan hal ini perlahan.
·         Membalik halaman buku pada saat kita membaca.
·         Bayi mulai belajar memanggil mama atau papa meskipun masih belum lancar.
Bayi usia 12 bulan
·         Bayi sudah mampu melangkah kakinya dengan fleksibel akan tetapi keseimbangannya masih belum sempurna.
·         Bayi akan mulai berdiri tanpa bantuan lagi dan memulai langkah pertamanya.
·         Bayi juga akan membantu saat bunda memasangkan bajunya.
·         Bayi bisa mengenal benda yang ia lihat ditempat lain.
·         Bayi mulai lincah dalam meniru perkataan meskipun masih belum lancar.
·         Pada usia ini bayi mulai memilih pakaian yang ingin ia kenakan.
·         Usia ini bayi sudah bisa mengenal seluruh anggota keluarga dan mengetahui panggilan mereka.
Bayi usia 13-15 bulan
·         Usia ini bayi semakin agresif dan ingin selalu berjalan serta tidak mau digendong.
·         Bayi mulai mengucapkan kata-kata dan menambahkannya dengan kata-kata yang ia ketahui.
·         Bayi mulai tau bagaimana cara meminta tolong pada usia ini.
·         Bayi sudah bisa berjalan dengan baik dan sudah tidak sering terjatuh lagi.
·         Bayi juga sudah bisa mendapat keseimbangan yang bagus pada usia ini.
·         Pada usia ini bayi sangat tertarik makan sendiri dan memegang sendok sendiri.
·         Usia ini bayi juga bisa berdiri kemudian membungkuk lalu berdiri lagi.
·         Bayi juga mulai pandai menaiki  anak tangga atau menuruni tangga.
·         Pada usia ini bayi sangat senang memindahkan  barang dari satu tempat ke tempat lainnya.
·         Usia ini bayi mulai mengikuti kebiasaan makan keluarga. Tipsnya ibu hanya perlu memperhatikan makanan yang dibuat seperti potongan sayuran bisa dibuat lebih kecil.
·         Bayi usia 15 bulan akan mulai melompat, berlari-lari kecil, dan memanjat hingga berlari kencang.
Bayi usia 16-24 bulan
·         Usia ini bayi memiliki keinginan untuk menulis dan mencoret-coret dengan menggunakan pensil warna.
·         Bayi juga senang sekali membantu bunda dalam menyelesaikan pekerjaan rumah.
·         Bayi mulai suka menjelajah dan mencari tahu sesuatu dengan cara sendiri. Seperti membuka bungkus kado, dan mencuci tangan.
·         Pada usia 20 bulan bayi sudah bisa memegang sendok dengan baik.
·         Bayi mulai belajar dan bisa menyusun mainan kubus.
·         Pada usia 22 bulan bayi sudah lancar naik turun tangga.
·         Usia 22 bulan bayi sudah fasih mengucapkan kata sebanyak 6 kata.
·         Pada usia 24 bulan perkembangan bayi mulai meningkat, mereka mampu mengucapkan hingga 50 kata.
·         Bayi sudah bisa menendang bola dengan benar dan menggelindingkan bola ke arah sasaran dengan tepat.
·         Usia 24 bulan bayi juga sudah ada yang bisa membuka pakaian sendiri.
·         Pada usia in bayi juga sudah bisa bermain suap-suapan dengan boneka.

Anak anak

Fase anak-anak adalah fase yang menarik diantara fase yang lainnya. Pada saat berada pada tahap perkembangan anak-anak, mereka mulai memiliki rasa ingin tahu yang jauh lebih besar. Mengenal banyak hal dan menginginkan banyak hal juga. Pada fase ini kebanyakan adalah fase manusia sangat suka sekali diperhatikan (dimanja). Pertumbuhan fisik yang cepat terjadi juga pada masa anak-anak. Contohnya kaki yang dapat tumbuh lebih cepat, hingga terlihat tinggi badan anak secara cepat terus meningkat. Usia 3-12 tahun merupakan masa anak-anak berlangsung. Namun pada usia tersebut juga terbagi menjadi dua tahap yaitu tahap anak-anak awal (3-6 tahun) dan tahap anak-anak akhir (6-12 tahun).

Tahap anak-anak awal (3-6 tahun)
·         Anak-anak mulai belajar serta mengetahui lebih banyak benda dan fungsi dari benda tersebut.
·         Mulai mengenal warna-warna dan mulai suka mencoret-coret buku.
·         Usia ini adalah usia yang suka meniru, mencontoh segala perbuatan dan sikap dari apa yang mereka lihat.
·         Anak-anak mulai menggabungkan dua kata hingga lebih contoh mau jajan.
·         Anak usia ini juga mulai belajar menyusun kata-kata menjadi kalimat yang tertata dengan rapi.
·         Pada usia ini anak mulai bisa menggunakan intonasi pada setiap kalimat yang mereka ucapkan.
·         Usia ini anak belajar beinteraksi dengan baik terhadap seluruh anggota keluarga dan juga pada anak-anak lainnya.
·         Anak-anak mulai mampu mengungkapkan perasaan yang mereka suka dan tidak suka.
Beberapa perkembangan emosional yang terjadi pada masa kanak-kanak antara lain sebagai berikut :
·         Takut, perasaan yang dirasakan oleh si anak ketika mulai terasa terancam akan suatu objek yang mereka anggap membahayakan.
·         Cemas atau khawatir, khayalan yang timbul karena rasa takut, bahkan objek yang membuatnya cemas tersebut tidak ada sama sekali.
·         Marah, rasa benci atau tidak suka. Rasa tidak suka bisa kepada orang lain, diri sendiri, atau objek lainnya Biasanya mereka akan mengekspresikan diri dengan memukul, melempar, merusak bahkan menendang.
·         Cemburu, munculnya rasa tidak suka kepada orang lain yang di pandang telah atau akan merebut kasih sayang yang diberikan kepadanya.
·         Gembira, perasaan senang yang positif atau nyaman yang terjadi dilingkungannya.
·         Kasih sayang, rasa melindungi dan menyukai orang lain, hewan, dan objek-objek lainnya.
·         Phobia, rasa takut terhadap suatu benda atau objek yang tidak pantas untuk ditakuti. Contohnya takut terhadap kecoa, bulu, atau nasi.
·         Ingin tahu, suatu keadaaan yang membuat mereka ingin mengenal dan mengetahui tentang segala sesuatu mengenai objek-objek.
Tahap anak-anak akhir (6-12 tahun)
·         Anak mampu meloncati tali setinggi 25 cm pada usia 6-8 tahun.
·         Anak-anak juga mulai tangkas bersepeda padatahap ini.
·         Anak-anak suka olahraga permainan seperti sepak bola dan bulu tangkis pada tahapan ini.
·         Pada tahap ini anak mulai terampil menggunakan peralaan.
·         Anak mampu meloncati tali setinggi 50 cm pada usia 11 tahun.
·         Pada usia 12 tahun anak mampu melompat sejauh lebih dari 1 meter.
·         Anak-anak mulai bisa memakai baju sendiri dan mengancingkan baju.
·         Anak mulai belajar memainkan alat musik.
·         Anak tangkas dalam berhitung dan sangat lancar dalam membaca.
·         Anak-anak sudah bisa menggambar dengan bagus dan objeknya jelas.
·         Anak-anak sudah pandai menyanyi pada tahapan ini.
·         Anak mulai mengerti tentang aturan-aturan, baik aturan dalam keluarga ataupun aturan diluar rumah.
·         Anak mulai patuh dan tunduk pada kepada aturan, mereka sudah mau menuruti perkataan orang tua dan gurunya di sekolah.
·         Anak-anak mulai mahir menjulmakan angka-angka, memecahkan soal yang diberikan oleh guru.
·         Anak mulai mempunyai hobi, kesukaan, dan cita-cita.
·         Konsentrasi belajar mulai meningkat.
·         Anak mulai mengerti cara bertangggung jawab.
·         Senang berpetualang dan rasa ingin tahu yang terus meningkat.
Masih ingatkah anda pada saat berada di Sekolah Dasar? Coba ingat ketika masih duduk di bangku Sekolah Dasar, kita mulai mengetahui apa yang menjadi cita-cita kita dan ingin kita raih ketika besar nanti. Mungkin memang sebagian cita –cita manusia saat mereka kecil tidak semuanya akan tercapai ketika telah dewasa. Karena itulah proses kehidupan, terkadang hal yang menjadi harapan impian kita semasa kecil belum tentu akan terwujud sesuai dengan yang kita cita-citakan. Bahkan hal yang sangat tidak kita sukai semasa kecil bisajadi hal tersebutlah yang akan kita sukai nanti saat dewasa.

Remaja

Remaja adalah masa perpindahan atau peralihan dari masa anak-anak menjadi masa dewasa. Segala perilaku dan pola pikirnya juga merupakan akibat dari peralihan tersebut. Pada fase remaja pertumbuhan signifikan terhadap fisik, kebanyakan fase ini terjadi pada rentang umur 12-20 tahun. Dalam masa remaja ada sebuah proses lagi yang disebut dengan masa pubertas. Pubertas merupakan tahapan seorang manusia dimana ia akan mengalami perubahan fisik, psikologis, serta penyempurnaan fungsi seksual.
1.      Pada remaja perempuan tanda-tanda bahwa ia telah memasuki masa pubertas ialah datangnya Haid perdana dan pada remaja laki-laki ditandai dengan mengalami mimpi basah yang pertama kalinya juga. Pubertas disebabkan oleh hormon yang diketahui mempunyai peran untuk mengatur perkembangan seks pada remaja. Fase remaja merupakan tahapan mencari jati diri sebagai seorang manusia yang menjadi faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan manusia. Dimasa ini manusia lebih memiliki hubungan yang erat dengan teman sebaya atau kelompok dibandingkan dengan orang tuanya.
2.      Masa-masa remaja adalah masa labil bagi manusia. Usia remaja biasanya manusia mulai memiliki ketertarikan yang khusus terhadap lawan jenisnya. Timbulnya perasaan suka atau kagum kepada teman sebaya yang berlawanan jenis akan mulai muncul pada fase ini.
3.      Ketika manusia berada di masa remaja cenderung lebih suka berada diluar rumah (sekolah atau rumah teman) dari pada berada dirumah bersama keluarga. Lebih banyak menghabiskan waktu bersama teman-teman dan saat bersama teman-temannya akan mulai muncul rasa malu ketika orang tua memperlakukan dengan manja.
4.      Remaja tidak suka diperlakukan seperti anak kecil, kebanyakan sikap remaja adalah seperti orang dewasa namun sebenarnya pribadi kekanak-kanakannya masih muncul.
5.      Perubahan lainnya pada masa remaja antara lain yaitu perubahan suara, tinggi dan berat badan yang terus meningkat. Pada masa remaja manusia mulai memperlihatkan kemandirian, pemikiran yang semakin masuk akal, nyata, dan idealis. Masa remaja memang merupakan masa peralihan anak-anak menuju dewasa, tetapi yang harus dipahami remaja bukan lagi anak-anak yang mau mengikuti semua perkataan orang tuanya.
6.      Remaja juga tidak berada di fase dewasa yang belum memiliki pemikiran yang matang dan mampu menyelesaikan permasalahan yang terjadi. Masa remaja juga merupakan tahapan yang paling rentan dan ditakuti oleh para orang tua.
7.      Anak remaja kebanyakan suka melakukan hal-hal baru, belum bisa membedakan dengan baik mana hal yang baik dilakukan dan hal yang buruk jika dilakukan.
8.      Remaja adalah fase pemberontakan. Pemberontakan yang biasanya diikuti dengan kenakalan-kenakalan yang dilakukan oleh remaja hanya untuk mencari perhatian terhadap orang tua, keluarga dan orang disekitarnya. Mereka cenderung tidak suka dengan aturan-aturan yang membuat kebebasan mereka menjadi sangat terbatas. Coba ingat kembali ketika kita remaja, kita cenderung memiliki sikap yang berubah-ubah atau tidak memiliki pendirian.

Dewasa

Manusia yang dewasa adalah orang yang telah selesai melewati masa perumbuhannya dan siap untuk menerima keberadaannya di tengah-tengah masyarakat. Masa dewasa merupakan fase menyesuaikan diri dengan pola kehidupan baru yang lebih luas.

1.      Ketika dewasa manusia disiapkan untuk bisa memulai peran yang baru. Dewasa dipercayai merupakan masa-masa kebebasan.
2.      Namun ketika dewasa manusia mulai diberikan tanggung jawab yang baru, tanggung jawab yang berbeda pada saat masih kecil tanggung jawab ini bukan seperti tanggung jawab ketika tidak mengerjakan pekerjaan rumah yang guru berikan. Contohnya orang dewasa mulai menetapkan bidang pekerjaan yang akan dijalani sebagai karir atau seorang wanita dewasa tidak hanya harus memikirkan karir apa yang akan dijalaninya, namun juga harus siap dan bertanggung jawab untuk mengurus rumah tangga serta anak-anak dan suaminya.
3.      Saat dewasa manusia mulai menjadi makhluk yang produktif yang siap menghasilkan keturunan. Masalah-masalah yang muncul pada usia dewasa bukan lagi masalah kecil yang akan selesai dengan cepat. Permasalahan ekonomi atau permasalahan pekerjaan merupakan permasalahan rata-rata orang dewasa, disamping permasalahan lainnya seperti permasalahan seks, masa depan.
4.      Ketika dewasa manusia dibentuk harus bisa menyelesaikan permasalahan tersebut dan tidak bergantung atau menunggu orang lain untuk menyelesaikannya.
5.      Ketika manusia dewasa banyak hal yang berubah, manusia cenderung memiliki perhatian khusus terhadap penampilannya seperti pakaian dan riasan yang dipakai. Orang dewasa juga memikirkan status sosialnya, berapa banyak uangnya, seperti apa pekerjaannya. Orang dewasa mulai mengelompokkan beberapa orang ke dalam sebuah kelompok sosial dan status yang sama antara satu dengan yang lain.
6.      Pada usia dewasa rasa sosial terhadap persahabatan mulai berkurang, orang dewasa memilih untuk memikirkan dirinya sendiri dan masa depannya. Hal terebut memang jauh sekali bedanya dengan masa remaja dan masa anak-anak.
7.      Ketika remaja manusia memiliki interaksi sosial yang erat dengan teman sebayanya. Saat anak-anak manusia tidak memikirkan apapun tentang penampilan apalagi tentang status sosial, bagi anak-anak mereka semua sama dan hanya mementingkan bermain. Banyak hal yang jauh berubah dan berkembang saat manusia mencapai tahap dewasa. Kepribadian, kesukaan, hobi dan cita-cita semuanya ikut berubah.

Lanjut Usia

Fase ini merupakan fase terakhir dalam perkembangan hidup. Masa tua adalah masa dimana hanya menikmati kehidupan yang tersisa. Saat manusia mulai tua kebanyakan dari mereka hanya menikmati hari-hari dirumah, mengurus tanaman atau merawat cucu. Sebenarnya masa tua merupakan masa menuai hasil saat manusia berada pada masa dewasa. Hasil dari pekerjaan manusia pada masa dewasa akan dinikmati saat mereka tua. Melihat anak-anaknya tumbuh dewasa membesarkan anak-anak mereka, itu lah yang dilakukan manusia pada masa tua.
Perubahan pada lanjut usia
Masa tua dikatakan oleh orang sebagai masa yang menyerupai masa anak-anak, ketika manusia menua ia akan kembali seperti bayi. Tidak lagi mampu makan sendiri, tidak lagi bisa berjalan tanpa bantuan kursi roda atau orang lain. Saat tua manusia tidak lagi bisa bekerja sekuat mereka bekerja saat muda. Banyak orang yang sudah tua benar-benar seperti bayi lagi, mandipun juga sudah tidak lagi bisa dilakukan sendiri. Kondisi fisik pada orang yang sudah tua terus menerus mengalami penurunan dan kesehatan perlahan mulai kurang baik juga.
Semua itu adalah tahap-tahap perkembangan manusia dalam kehidupan. Mulai dari manusia terlahir dengan ukuran dan berat badan yang sangat kecil hingga menjadi manusia yang luar biasa. Manusia dari saat lahir terus menjalani proses tumbuh dan berkembang dari waktu hingga sampai pada manusia dewasa yang matang. Sehingga sampai pada tahapan akhir dari sebuah kehidupan. Segala sesuatu yang terjadi dalam kehidupan ini adalah merupakan sebuah proses perkembangan manusia.
Selain periode exstra uterin, ada juga periode intra uterin (periode ketika anak masih di dalam kandungan).
1.      Masa Intra Uterin
Permulaan kehidupan anak di dalam kandungan dimulai saat pembuahan yaitu saat ovum dibuahi oleh sperma tozoon. Suatu hal yang menarik perhatian ialah adanya perbedaan yang sangat mencolok  antara makhluk yang baru mulai kehidupannya dalam kandungan dengan makhluk yang baru mulai kehidupannya di luar kandungan.
2.   Masa Vital
a.       Masa ini dimulai dengan kelahiran si anak.
Ada beberapa hal yang perlu dikemukakan dalam hubungan kelahiran anak ini.
1)      Soal apakah si anak itu lahir ataukah dilahirkan. Kelihatannya kedua istilah itu sama-saja, sebenarnya dalam kata-kata itu mengandung perbedaan. Jika anak itu dikatakan lahir itu berarti dalam proses kelahirannya anak itu aktif dan jika anak itu dikatakan dilahirkan berarti dalam proses kelahirannya anak itu pasif. Di dalam keadaan yang normal istilah lahir adalah istilah yang paling tepat daripada istilah dilahirkan.
2)            Kenyataan bahwa anak yang baru lahir senantiasa menangis. Mengapa anak yang baru lahir menangis? Keterangan dari hal ini adalah:
a)      Beberapa ahli psikoanalisis antara lain: Freud, Ranke, Erberfeld memberikan pendapat bahwa menangis itu merupakan ekspresi ketakutan dan keinginan akan regresi. Pada waktu anak masih dalam kandungan, ia ada dalam keadaan yang serba “sempurna”, serba aman, tempat yang lembut, suhu yang sesuai dengan keadaannya, makanan yang tidak lagi dikunyah dan ditelan, sehingga dapat dikatakan seakan akan ada dalam “surga”. Ketika dia datang untuk pertama kalinya di dunia ini sekaligus disambut oleh keadaan-keadaan yang serba tidak enak, suhu yang berbeda dengan keadaannya sendiri (lebih dingin atau lebih panas), tempat yang kasar, sinar yang mengganggu, suara yang membisingkan, sehingga kelahiran ini merupakan pengalaman traumatis yang merupakan mala petaka yang sangat berbeda dari keadaan yang serba senang serba aman dan serba tenteram dalam kandungan itu. Karena itulah di dalam jiwa manusia terdapat dorongan regresi ke alam dalam kandungan itu yang disebut dengan “kerinduan akan surga”.
b)      Sis Heyster memberikan pendapat secara psikologis bahwa menangis di  waktu kelahiran merupakan tanda dimulainya kesadaran pada anak. Sedangkan secara biologis menangis di waktu kelahiran merupakan tanda dimulainya fungsi paru-paru dan organ lainnya serta pertanda adanya tentang kehidupan. Dengan demikian, jika ada bayi di waktu lahir tidak segera menangis maka  dirangsang dengan berbagai macam cara supaya menangis, misalnya: dipukul pelan-pelan, dikipasi dan dimasukkan udara ke dalam paru-paru lewat pembuluh.
3)      Kenyataan dari bayi yang baru lahir itu sangat tidak berdaya
Bayi yang baru lahir sangat tidak berdaya kalau dibandingkan dengan anak hewan, misal: anak ayam, anak kambing. Akan tetapi ketidakberdayaan ini bukan berarti inferioritas manusia terhadap hewan melainkan pada waktu lahir itulah sangat tidak berdaya sehingga menjadi sangat berdaya karena mampu berkembang yang sangat luas.

b.      Kemajuan-kemajuan pada tahun pertama dan kedua
Sebagian besar para ahli menyelidiki pada tahun pertama ini masih terbatas kepada perkembangan fungsi-fungsi jasmaniah dan menafsirkan perkembangan kejiwaan. Geshell memberikan kemajuan anak-anak sebagai berikut:
Penguasaan badan:
-          0;1: Mengamati alat permainannya.
-          0;2: Memutar kepala, dapat meluruskan kepala walaupun dengan agak susah payah.
-          0;3: Menarik-narik pakaian atau selimut.
-          0;4: Dapat meluruskan kepala, jika diangkat ke atas pada kedua tangannya.
-          0;5: Memperhatikan sesuatu sebentar (lamanya seperti mengamati alat permainan yang dipegang.
-          0;6: Membalik badan dari menelungkup ke letak menelentang.
-          0;7: Dapat menggerakkan badan ke muka jika mendapatb antuan, dapat menegakkan kepala sambil berbaring pada perutnya.
-          0;8: Dapat duduk beberapa menit.
-          0;9: Jika berbaring pada punggungnya dia dapat menggulingkan badannya sehingga dia berbaring pada perutnya, dapat duduk dengan sedikit bantuan.
-          10;0: Dapat duduk tanpa bantuan dan mulai merangkak.
-          12;0: Merangkak dan dapat melangkah jika diberi bantuan.
Pergaulannya dengan benda-benda:
-          0;1: Memandang termangu-mangu, kemudian memandang ke pintu atau jendela.
-          0;2:  Jika disentuh, kepalan tangan segera terbuka.
-          0;3:  Dapat sebentar menggenggam sesuatu.
-          0;4:  Dapat memegang alat permainan.
-          0;5: Menggerakkan tangan ke mulutnya, mencoba menjangkau benda-benda yang ada di dekatnya atau didekatkan kepadanya.
-          0;6:  Memalingkan kepala ke arah lonceng yangberbunyi.
-          0;7: Memindahkan benda, menjangkau benda-benda walaupun tak tercapai olehnya.
-          0;8: Dapat sekaligus memegang dua buah benda.
-          0;9: Dapat membunyikan lonceng tangan, merapatkan ibu jari dan telunjuk waktu menjemput sesuatu.
-          10;0:  Bermain, misalnya: dengan bola.
-          12;0: Dapat membuka kotak, menyelidiki mainan, melemparkan atau menggulingkan bola.
Pergaulannya dengan manusia:
-          0;1:  Tersenyum memandang orang.
-          0;3:  Menjawab dengan tertawa, mengeluarkan berbagai bunyi, “mengenal ibu”.
-          0;4: Menangis atau menunjukkan perasaan tak suka kalau hubungan diputuskan.
-          0;5:  Mengikuti orang yang berjalan.
-          0;6:  Reaksinya terhadap muka yang ramah dan yang marah berlainan.
-          0;7: Aktif mencari hubungan, misalnya: dengan mengeluarkan berbagai bunyi.
-          0;8: Bermain sembunyi-sembunyian, dapat mengatakan “mama” atau “papa”.
-          10;0: Mencoba menarik perhatian orang dewasa.
-          12;0: Mengerti akan isyarat-isyarat yang sederhana, misalnya: melambaikan tangan, menunjuk.
Freud menamakan masa tahun pertama dalam kehidupan anak itu sebagai masa oral, karena mulut dipandang sebagai sumber keenakan dan ketidakenakan karena pada kenyataannya bahwa mulut itu memainkan peranan terpenting. Bahwa anak memasukkan apa saja ke dalam mulut itu merupakan sumber kenikmatan utama dan mulut juga merupakan alat utama untuk melakukan  eksplorasi dan belajar.
Pada tahun kedua anak sudah belajar berjalan dan dapat belajar menguasai ruang, dan biasanya pada tahun kedua ini anak akan mengalami pembiasaan tahu akankebersihan.
3.      Masa Estetis
Biasanya masa estetis ini dianggap sebagai masa berkembangnya rasa keindahan. Anggapan yang demikian itu timbul karena nama estetis itu (estetis=indah).
Sebenarnya kata estetis yang dipakai di sini tidak terutama dalam arti yang demikian, akan tetapi dalam arti bahwa pada masa inin perkembangan anak yang terutama ialah fungsi pancainderanya, dan dalam eksplorasinya dia menggunakan panca inderanya pula. “pada masa ini pancaindera sedang dalam masa pekanya, karena itu pulalah maka Montessori menciptakan bermacam-bermacam alat permainan yang dimaksudkan untuk melatih pancaindera. Dalam masa inilah tampak munculnya gejala kenakalan yang umunya terjadi antara umur 3 sampai umur 5. Anak sering menentang kehendak dengan sengaja melanggar yang dilarang dan tidak melakukan yang diharuskan, dan sebagainya. Gejala ini demikian umumnya nampak pada anak-anak pada umur-umur demikian itu, sehingga sangat menarik perhatian, baik para ahli maupun bukan ahli. Nama yang diberikan kepada masa inin bermacam—macam sekali, seperti misalnya:
·         Oswald Kroh menyebutnya Trotzaller (yang diikuti oleh banyak ahli di Jerman sendiri  maupun diluar Jerman)
·         Langeveld menyebutnya protest-fase
·         Carp menyebutnya masa individualisering I
·         Sejumlah ahli menyebutnya masa pubertas I
Kenapakah anak berbuat kenakalan dan keras kepala? Jawaban terhadap pertanyaan ini bermacam-macam sekali. Dibawah ini dikemukakan beberapa dari jawaban-jawaban tersebut:
Freud menerangkan hal ini dengan teorinya tentang kompleks Oedipus. Secara singakat, kompleks Oedipus ini terdiri dari dorongan seksual terhadap orang tua yang berlainan jenis kelaminnya dan dorongan bermusuhan terhadap orang tua yang bersamaan jenis kelaminnya. Jadi anak laiki-laki akan menganggap ayahnya sebagai saingan dalam memperebutkan kasih ibu, sedangkan anak perempuan akan menganggap ibu sebagai saingan dalam memperebutkan kasih ayah. Karena rasa bersaing inilah maka timbul kenakal-kenakalan pada anak-anak itu.
Keterangan yang dapat diterima adalah sebagai berikut: Berkat perkembangan bahasanya yang merupakan modal pokok bagi anak dalam mengahadapi dunianya maka sampailah anak pada taraf penyadaran “aku”nya, taraf menemukan “aku”nya, yaitu suatu taraf dimana anak menemukan kenyataan dirinya sebagai subjek. Kalau pada masa-masa sebelumnya anak masih merasa satu dengan dunianya, belum mampu mengadakan pemisahan secara sadar antaranya dirinya sendiri sebagai subjek, maka sekarang dia menyadari bahwa dirinya juga subjek seperti subjek-subjek yang lain (orang dewasa). Sebagai subjek dia mempunyai kebebasan untuk menghendaki sesuatu. Dan karena jarang menemukan kenyataan tersebut, maka anak seakan-akan “ kaul” ingin mendapatkan pengalaman, bagaimana kiranya sebagai subjek yang bebas menentukan keinginannya itu. Melukiskan hal tersebut sebagai “demam menghendaki”. Pada suatu saat misalnya dia menghendaki sebuah bola dan menghendakinya itu tidak dapat ditahan-tahan, akan tetapi kalau dia telah memperolehnya, maka dia tidak lagi memperdulikan bola itu, dan menghendaki benda yang lain lagi, dan sebagainya. Kadang-kadang dia melanggar yang dilarang dan memantangkan yang diharuskan, hal yang demikian ini tidak disebabkan karena dia pada dasarnya keras kepala melainkan hanya ingin mengalami dan ingin menyaksikan akibatnya.
4.      Masa Intelektual, Masa Keserasian Bersekolah
Sebuah anak melewati Trotzaller I proses sosialisasinya telah berlangsung dengan lebih efektif sehingga menjadi matang untuk masuk sekolah dasar. Pada umur berapa tepatnya anak matang untuk masuk sekolah dasar, sebenarnya sukar untuk dikatakan karena kematangan itu tidak ditentukan oleh umur semata-mata, namun pada umur antara 6 atau 7 biasanya anak memang telah matang untuk masuk sekolah dasar.
Pada masa keserasian bersekolah ini secara relatif anak-anak lebih mudah di didik daripada masa sebelumnya dan sesudahnya. Freud memberi nama fase ini fase latent, dimana dorongan-dorongan “seakan-akan” mengendap, tidak semenggelora masa-masa sebelum dan sesudahnya.
Masa ini dapat diperinci lagi menjadi dua fase, yaitu:
A.    Masa kelas-kelas rendah sekolah dasar (6/7-9/10) dan
B.     Masa kelas-kelas tinggi sekolah dasar (9/10- kira-kira 13)
a.       Beberapa sifat khas pada masa yang pertama ini antara lain adalah:
1)      Adanya korelasi yang tinggi antara keadaan jasmani dan prestasi sekkolah. Di  sini terbukti perlunya kebutuhan-kebutuhan biologis itu dipenuhi secara layak.
2)      Sikap tunduk kepada peraturan-peraturan permainan yang tradisional.
3)      Ada kecenderungan memuji diri sendiri.
4)      Suka membanding-bandingkan dirinya dengan anak lain, kalau hal itu menguntungkan, dalam hubungan dengan ini juga ada kecenderungan meremehkan anak lain.
5)      Kalau tidak dapat menyelaesaikan sesuatu soal, maka soal itu dianggapnya tidak penting.
6)      Pada masa ini (terutama pada umur 6 sampai 8) anak menghendaki nilai-nilai (angka rapor, skor)yang baik, tanpa meningat apakah prestasinya memang pantas diberi nilai baik atau tidak.
b.      Masa yang kedua menunjukkan sifat-sifat yang banyak berbeda dengan pada masa pertama, Ch. Buhler mengemukakan bahwa pada masa ini (terutama menjelang akhir masa ini) telah timbul kesulitan-kesulitan dalam pendidikan, sebagai akibat dari:
1)      Persiapan untuk sekolah lanjutan.
2)      Soal-soal watak dan soal-soal seksual
Beberapa sifat khas anak-anak pada masa ini ialah:
1)      Adanya perhatian kepada kehidupan praktis sehari-hari yang konkret, hal ini membawa kecenderungan untuk membantu pekerjaan-pekerjaan yang praktis.
2)      Amat realistik, ingin tahu, ingin belajar. Kenyataan inilah kiranya yang mendasari pendapat O. Kroh yang memberi pensifatan pada masa ini sebagai realisme, yaitu realisme naif (8-10) dan realisme kritis (10-12).
3)      Menjelang akhir masa ini telah ada minat kepada hal-hal dan mata pelajaran khusus.
4)      Sampai kira-kira umur 11 anak membutuhkan bantuan guru atau orang-orang dewasa lainnya untuk menyelesaikan tugasnya dan memnuhi keinginannya, setelah kira-kira umur 11 anak menghadapi tugas-tugas dengan bebas dan berusaha menyelesaikannya sendiri.
5)      Pada masa ini anak memandang nilai (angka rapor) adalah ukuran yang tepat (sebaik-baiknya) mengenai prestasi sekolahnya.
6)      Anak-anak pada masa ini gemar membentuk kelompok-kelompok sebaya, biasanya untuk dapat bermain-main bersama-sama. Didalam permainan ini anak-anak kerap kali tidak terikat kepada peraturan-peraturan permainan yang tradisional, mereka membuat peraturan sendiri.
Masa keserasian bersekolah ini diakhiri dengan suatu masa yang biasanya disebut masa pueral. Masa ini demikian khasnya, sehingga menarik perhatian para ahli, dan karenanya juga banyak dilakukan penyelidikan dan pembahasan mengenai masa ini.




















BAB III
PENUTUP
3.1       Kesimpulan
Perkembangan merupakan suatu perubahan yang bersifat kualitatif dan berhubungan dengan kematangan seseorang yang bersifat progresif serta sistematis di dalam diri manusia. Perkembangan tidak ditekankan pada segi materiil, melainkan pada segi fungsional. Dari uraian ini, perkembangan dapat diartikan sebagai perubahan kualitatif daripada fungsi-fungsi.
Perubahan sesuatu fungsi adalah disebabkan oleh adanya proses pertumbuhan materiil yang memungkinkan adanya fungsi itu, disebabkan karena perubahan tingkah laku hasil belajar. Fungsi-fungsi kepribadian manusia berhubungan dengan aspek jasmaniah dan aspek kejiwaan. Perkembangan dipengaruhi oleh adanya proses dan hasil dari belajar, usia, hereditas dan lingkungan. Serta perkembangan juga mempunyai beberapa fase.













DAFTAR PUSTAKA

Soemanto,Wasty.2006.Psikologi Pendidikan.Jakarta: PT Rineka Cipta.
Suryabrata,Sumadi.2008.Psikologi Pendidikan.Yogyakarta: PT Rajagrafindo Persada.
http//.definisimu.blogspot.co.id/2012/08/definisi-perkembangan.html?m=1



[1]Drs. Wasty Soemanto, M.pd. Psikologi pendidikan. (Jakarta:PT. Rineka Cipta.2006). hal 57

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

MAKALAH PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL “KARAKTERISTIK PENDIDIKAN IPS DI INDONESIA DAN PERKEMBANGANNYA DARI MASA KEMASA”

MAKALAH PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL   “KARAKTERISTIK PENDIDIKAN IPS DI INDONESIA DAN PERKEMBANGANNYA DARI MASA KEMASA” DI...