BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Di
dalam dunia pendidikan kita sebagai calon-calon pendidik harus mengerti dan
memahami peran fumgsi psikologi dalam proses pengajaran dan pendidikan. Agar
setiap problematika yang terjadi dalam proses pendidikan bisa dipecahkan,
utamanya dalam sudut psikologis.
Psikologi
perlu juga kita kaji agar kita lebih mudah untuk mengetahui perkembangan jiwa
yang dimilki oleh anak didik kita kelak. Agar kita bisa memeiliki sikap kritis
terhadap permasalahan-permasalahan pendididkan dan pengajaran, dan bisa
menganalisisnya dari segi psikologi.
B.
Rumusan Masalah
a)
Apakah
pengertian psikologi dan pengertian psikoologi pendidikan ?
b)
Apa
sajakah obyek yang dibahas di dalam psikologi pendidikan dan apa macam–macamnya
?
c)
Sebutkan
metode-metode yang terdapat di dalam psikologi pendidikan ?
d)
Sebutkan
apa saja ruamg limgkup psikologi pendidikan !
C.
Tujuan
a)
Menetahui
pengertian psikologi secara umum dan mengetahui pengertian psikologi
pendidikan.
b)
Untuk mengetahui apa saja obyek yang dibahas
di dalam psikologi.
c)
Untuk
mengetahui berbagai macam metode yang terdapat didalam psikologi pendidikan.
d)
Untuk
mengetahui ruang lingkup pendidikan.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Psikologi
1.
Psikologi
secara Umum
Psikologi secara bahasa berasal dari yunani “psyche” yang artinya jiwa,
dan “logos” yang artinya ilmu pengetahuan. Jadi secara etimologi psikologi
adalah ilmu yang mempelajari tentang jiwa, baik mengenai macam-macam gejalanya,
prosesnya maupun latar belakangnya, bahkan psikologi disini juga sering disebut
dengan ilmu jiwa.
Sebelum kita lanjutkan pembahasan tentang psikologi ini, terlebih dahulu
kita akan membahas tentang apa itu jiwa ? jiwa adalah daya rohaniah yang
bersifat abstrak, yang menurut istilah agama yaitu, sesuatu yang ghaib dari
manusia ataupun makhluk lain, yang tidak bisa didengar, karena sifatnya yang
abstrak, maka kita tidak bisa mengetahui jiwa secara wajar, melainkan kita
hanya dapat mengetahui gejalanya saja. Manusia dapat mengetahui jiwa seseorang
hanya dengan tingkah klakunya.
Dari itulah kita bisa memahami bahwa psikologi/ ilmu jiwa yaitu ilmu
yang mempelajari tingkah laku manusia. Seperti halnya yang definisi ilmu jiwa
yang dikemukakan oleh Imam Ghozali, bahwa ilmu jiwa adalah ilmu pengetahuan
yang mempelajari penghayatan dan tingkah laku manusia. Penghayatan yang
dimaksudkan adalah sekumpulan gejala-gejala ‘psikis/kejiwaan’. Misalnya,
pengamatan, tanggapan, kenangan, perasaan dan sebagainya yang saling
berhubungan satu sama lain.[1]
2.
Pengertian
Psikologi Pendidikan
Secara sederhana, Psikologi Pendidikan dapat diartikan sebagai studi
kejiwaan dari bidang pendidikan atau studi tentang proses pendidikan. Yang
dimaksudkan adalah bahwa studi kejiwaan atau proses pendidikan tersebut
diarahkan untuk meningkatkan efektifitas dan efisiensi proses pendidikan dan
pengajaran.
Dari sinilah dapat disimpulkan bahwa, Psikologi Pendidikan adalah
disiplin ilmu yang mempelajari tentang pemahaman gejala kejiwaan dalam tigkah
laku manusia untuk kepentingan mendidik atau membina perkembangan kepribadian
manusia. Jadi segala gejala-geajala yang berhubungan dengan proses pendidikan
dipelajari secara mendalam.
B.
Obyek Psikologi Pendidikan
Setiap
disiplin ilmu harus mempunyai obyek tersendiri. Di dalam hal ini obyek
psikologi pendidikan terbagi menjadi dua, yaitu :
1)
Obyek
material psikologi pendidikan, yaitu manusia.
2)
Obyek
formal psikologi pendidikan, yaitu gejala kejiwaan yang tampak pada tingkah
laku, gejala pertumnuhan dan gejala perkembangan untuk kepentingan pendidikan.
Psikologi
pendidikan secara umum salah satunya yaitu Psikologi Empiri, yang menyelidiki
gejala-gejala kejiwaan dan tingkah laku manusia dengan menggunakan pengamatan
(observasi), percobaan atau eksperimen dan pengumpulan berbagai macam data yag
ada hubungannya dengan gejala-gejala kejiwaan manusia.
Psikologi Empiri dapat dibagi lagi atas :
a)
Psikologi
Umum, yang mempelajari gejala-gejala kejiwaan manusia pada umumnya.
b)
Psikologi
Khusus, yang menyelidiki gejala-gejala kejiwaan manusia menurut aspek-aspek
tertentu sesuai dengan pandangan dan tujuannya.
C.
Metode Psikologi Pendidikan
Pada dasarnya psikologi pendidikan menggunakan metode studi yang biasa
digunakan oleh psikologi pada umumnya. Hanya saja, setiap cabang psikologi,
biasanya mempunyai penekanan khusus terhadap pengguna metode psikologi.
Metode psikologi yang banyak digunakan dalam psikologi pendidikan adalah
:
1)
Metode
observasi atau metode pengamatan, yaitu kegiatan pemusatan perhatian terhadap
suatu obyek dengan menggunakan seluruh alat indera. Ada dua macacm observasi,
yaitu :
a)
Observasi
langsung (non sistematis), yaitu metode yang tidak menggunakan instrumen
observasi dan hanya menggunakan alat indera saja.
b)
Observasi
sistematis, yaitu dengan menggunakan insttrumen pengamatan yang telah dipersiapkan
secara sistematis dan terencana sebelumnya.
2)
Metode
eksperimen ateu percobaan, yaitu pengamatan secara teliti dalam waktu tertentu
guna mempelajari gejala-gejala yang ditimbulkan dengan sengaja, untuk
menetapkan sifat-sifat yang ditimbukan dengan gejala-gejala kejiwaan manusia.
3)
Metode
angket, atau koiseoner, yaitu suatu cara penyelidikan dalam bentuk bertanya,
dengan menggunakan daftar pertanyaan yang telah dipersiapkan sebelumnya. Angket
dibedakan menjadi dua :
a)
Angket
langsung, ialah mengenai pengalaman sendiri ( pertanyaan tentang pengalaman
orang yang bersangkutan )
b)
Angket
tidak langsung, yaitu memberikan keterangan / jawaban pertanyaan tentang orang
lain.
4)
Metode
tes, atau pengukuran, yaitu suatu cara penelitian dengan jalan mengadakan tes
atau pengukuran terhadap gejala/perilaku yang diselidiki. Ada dua macam tes
yaitu :
a)
Tes
terstandard ( standardised test ), yang sudah teruji berulang-ulang
validitasnya, dan
b)
Tes
non-standard, yang dibuat sendiri oleh peneliti, sesuai dengan tujuan/sasaran
penelitiannya, yang validitasnya belum teruji.
D.
Tujuan mempelajari psikologi
Pada
garis besarnya orang mempelajari ilmu jiwa adalah untuk menjadikan manusia
supaya hidupnya baik, bahagia dan sempurna. Dalam ilm jiwa manusia tidk
ragu-ragu lagi mengubah cara-cara hidup, tingkah laku, dan pergaulan dalam
masyarakat.
Dahulu
orang menyangka, bahwa orang gila itu di sebabkan karena badanya kemasukan
setan, tetapi orang sekarang sudah berubah pendapatnya. Dahulu orang menyangka
bahwa orang berbuat kejahatan itu hanya terdapat pada orang-orang dewasa saja,
tetapi sekarang orang berpendapat bahwa kejahatan itu juga terdapat pada
anak-anak, di sebabkan warisan dari orang tuanya. Dahulu orang sering marah
terhadap anaknya apabila tidak mau belajar, tetapi ahi-ahli psikologi sekarang
tidak demikian.
Apa
sebab ahli-ahli psikologi tidak marah terhadap yg tidak mau belajar? Sebab
ahli-ahli psikologi sudah mengetahui jiwa anaknya. Mungkin pelajaran yg
diberikan kepada anaknya itu tiak sesuai dengan jiwanya dan bakat anak,
karenanya anak tidak mau belajar.
Pada
masa dahulu orang menyuruh anaknya belajar dengan pukulan, tetapi oang sekarang
tidak dengan pukulan dan kekerasan, para ahli telah berpendapat bahwa jiwa dan
pembawaan manusia itu tidak sama. Di samping itu masa peka bagi tiap-tiap
anaknya pun juga tidak sama. Maka harus di tinjau apakah anak itu sudah
waktunya belajar atau belum, kalau memang belum waktunya tentu mereka tidak
akan mau belajar. Jadi tegasnya, ilmu jiwa adalah bertujuan untuk memberi
kesenangan dan kebahagian hidup manusia.[2]
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Dari
uraian-uraian yang telah dipaparkan di atas kita dapat mengambil beberapa
kesimpulan seperti psikologi ialah ilmu yang mempelajari tingkah laku manusia psikologi
pendidikan adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari gejala kejiwaan pada diri
manusia ketika berlangsung proses interaksi belajar dan mengajar. Obyek kajian
dalam psikologi pendidikan terbagi menjadi dua, yaitu obyek material yang
berupa manusia, dan obyek formal yakni gejala kejiwaan yang tampak pada tingkah
laku, gejala pertumbuhan dan gejala perkembangan untuk kepentingan pendidikan. Ruang
lingkup psikologi pendidikan adalah cakupan yang menjadi obyek psikologi
pendidikan dalam pembahasan dan sasaran yang diteliti.
B. SARAN
Berdasarkan simpulan dan implikasi tersebut,
dapat dikemukakan saran melalui psikologi pendidikan, pendidik diharapkan untuk
selalu meluruskan paradigma tentang hakikat pembelajaran, bahwa belajar itu
hakikatnya memanusiakan manusia. pendidik dapat mendalami psikologi pendidikan
karena hal itu berkaitan dengan hal-hal yang fundamental di dalam proses
pembelajaran.
DAFTAR PUSTAKA
Abu Ahmadi, Drs.1983. Psikologi umum.
Surabaya: Bina Ilmu..
Makmum, Abin Syamsudin.1996. Psikologi
pendidikan perangkat sistem pengajaran modul.Bandung:PT REMAJA ROSDAKARYA
Abu Ahmadi, Drs. dan Drs.Widodo Supriyono,
1991. Psikologi Belajar, Jakarta: PT Rineka Cipta.
Baharuddin. 2007..psikologi pendidikan
refleksi teoretis terhadap fenomena. Jogjakarta. AR-RUZZ MEDIA GROUP.
[1]
Baharuddin.psikologi pendidikan refleksi teoretis terhadap fenomena.
Jogjakarta. AR-RUZZ MEDIA GROUP. 2007,hlm 13,14
[2]Ahmadi
abu, Widodo Supriyono. Psikologi belajar. Jakarta. PT RINEKA CIPTA. hlm
12,13
Tidak ada komentar:
Posting Komentar