Selasa, 05 Mei 2020

Masyarakat Tradisional dan Modern


Masyarakat Tradisional dan Modern

Secara sederhana masyarakat tradisional dapat diartikan sebagai sekolompok kecil orang/group yang hidup dengan budaya-budaya lama yang telah mereka warisi dari dahulu (ancient cultural practices) sedangkan masyarakat modern merupakan kelompok masyarakat yang dalam kehidupan sehari-harinya berhubungan dengan pergerakan industri atau pembangunan dalam skala besar. Di Indonesia sendiri pengertian masyarakat modern yakni, masyarakat modern pada awalnya adalah masyarakat tradisional yang mengalami perubahan yang dipengaruhi oleh budaya luar, maupun budaya lain diluar suku bangsa itu sendiri. Dan merupakan perbauran (akulturasi) antara suku bangsa satu dengan suku bangsa lain, dengan dipengaruhi oleh perkembangan jaman sehingga, lahirlah yang disebut masyarakat modern.

Perbedaan masyarakat tradisional dan modern ini dapat dibedakan melalui :

1.Daerah tempat tinggal atau wilayah yang didiami.
Masyarakat Modern berempat tinggal secara menetap disatu wilayah hunian dan berada di kota, sedangkan masyarakat tradisional tempat tinggalnya bisa berpindah- pindah sesuai dengan persediaan makanan atau hewan buruan. Dan berada di pedesaan bahkan dipedalaman. Menurut temuan ada kurang lebih 16.000 Desa yang berada dipedalaman.

2.Bahasa yang digunakan.
Bahasa yang digunakan oleh masyarakat modern cenderung lebih bervariasi. Menggunakan bahasa ibu, bahasa resmi nasional dan bahasa International, sedangkan masyarakat tradisional cenderung menggunakan satu bahasa yaitu bahasa ibu atau bahasa suku.

3.Rumah tempat tinggal.
Dilihat dari rumah tinggal untuk masyarakat modern cenderung berarsitektur sesuai dengan selera individu, sedangkan masyarakat tradisional cenderung sama dan bahan yang digunakanpun sama.

4.Peralatan yang digunakan.
Dari peralatan yang digunakan baik itu peralatan rumah tangga ataupun peralatan lain, masyarakat modern menggunakan peralatan yang dibuat oleh orang lain dan bersifat canggih. Bahkan cenderung mengikuti peradaban Dunia yang datang dari luar. Sedangkan masyarakat tradisional peralatan yang digunakannya hampir semua hasil buatan sendiri, yang bersifat sederhana.

5.Kehidupan Budaya.
Dilihat dari kehidupan budaya masyarakat modern merupakan perpaduan dari budaya sendiri, budaya dari budaya lain diluar suku itu sendiri, maupun budaya yang datangnya dari luar, seperti dari barat.

6.Kehidupan Sosial
Kehidupan sosial masyarakat modern cenderung beranekaragam, seperti yang berada di kota-kota besar, mereka hidup saling membantu namun tak tahu siapa yang membantu dan siapa yang dibantu. Sedangkan masyarakat tradisional mereka saling membantu dan hidup bergotong royong dan mengenal satu sama lain.

7.Makanan yang dikonsumsi
Makanan yang dikonsumsi masyarakat modern mulai dari makanan tradisional hingga makanan modern atau makanan yang datang dari luar. Sedangkan masyarakat Tradisional makanan yang dikonsumsi bersipat kontiniu, atau itu-itu juga. Bahkan masyarakat dipedalaman makanan yang dimakan adalah apa-apa yang didapat dan dihasilkan oleh hasil sendiri. Baik dari pertanian ataupun perburuan seperti daging ataupun ikan yang diambil disungai atau laut.

8.Pakaian yang dipergunakan.
Pakaian sebagai bahan penutup badan pada masyarakat modern selalu mengikuti perkembangan, yang dipakai secara umum. Sedangkan masyarakat tradisional pakaian yang digunakan apa adanya bahkan daun atau kulit kayu pun jadi bahan pakaian.

9.Kepercayaan yang dianut.
Kepercayaan yang dianut oleh masyarakat modern berbagai macam kepercayaan, agama sebagai kepercayaan pun bervariasi. Sedangkan masyarakat tradisional kepercayaan cenderung sama satu dengan yang lainnya. Bahkan leluhur mereka adalah merupakan hal yang sangat dominan dalam sisi kehidupan masyarakat tradisional.

10.Alat transportasi dan Komunikasi.
Pada masyarakat modern alat komunikasi dan transportasi merupakan kebutuhan sehari-hari, dari alat yang digunakanpun sangat modern yang bersifat cepat dan menggunakan alat yang cangih. Seperti halnya alat komunikasi telfon, surat, ataupun hand phone. Alat transportasi seperti mobil, motor, kapal dsb. Sedangkan masyarakat tradisional alat komunikasi dan transportasi yang digunakan menggunakan alat yang ada. Seperti alat transportasi cukup menggunakan tenaga hewan baik sapi maupun kuda dsb.Untuk alat transportasi diair cukup menggunakan sampan atau perahu. Sedangkan untuk alat komunikasi mereka cukup menggunakan kentongan atau gong atau dari mulut kemulut.

Memahami Masyarakat Tradisional, Modern, dan PostModern_
image source: alexandersvitych.com

Masyarakat Tradisional

1. Pengertian Masyarakat Tradisional
Apakah yang dimaksud dengan masyarakat tradisional ? Masyarakat tradisional adalah masyarakat yang kehidupannya masih banyak dikuasai oleh adat istiadat lama. Adat istiadat adalah suatu aturan yang sudah mantap dan mencakup segala konsepsi sistem budaya yang mengatur tindakan atau perbuatan manusia dalam kehidupan sosialnya. Jadi, masyarakat tradisional di dalam melangsungkan kehidupannya berdasarkan pada cara-cara atau kebiasaan-kebiasaan lama yang masih diwarisi dari nenek moyangnya. Kehidupan mereka belum terlalu dipengaruhi oleh perubahan-perubahan yang berasal dari luar lingkungan sosialnya. Kebudayaan masyarakat tradisional merupakan hasil adaptasi terhadap lingkungan alam dan sosial sekitarnya tanpa menerima pengaruh luar. Jadi, kebudayaan masyarakat tradisional tidak mengalami perubahan mendasar. Karena peranan adat-istiadat sangat kuat menguasai kehidupan mereka.

Masyarakat tradisional hidup di daerah pedesaan yang secara geografis terletak di pedalaman yang jauh dari keramaian kota. Masyarakat ini dapat juga disebut masyarakat pedesaan atau masyarakat desa. Masyarakat desa adalah sekelompok orang yang hidup bersama, bekerja sama, dan berhubungan erat secara tahan lama, dengan sifat-sifat yang hampir seragam. Istilah desa dapat merujuk pada arti yang berbeda-beda, tergantung dari sudut pandangnya.

Secara umum desa memiliki 3 unsur, yaitu :


  • Daerah dan letak, yang diartikan sebagai tanah yang meliputi luas, lokasi dan batas-batasnya yang merupakan lingkungan geografis;
  • Penduduk; meliputi jumlah, struktur umur, struktur mata pencaharian yang sebagian besar bertani, serta pertumbuhannya.
  • Tata kehidupan; meliputi corak atau pola tata pergaulan dan ikatan-ikatan warga desa.
  • Ketiga unsur dari desa tersebut tidak lepas satu sama lain, melainkan merupakan satu kesatuan


Secara sosiologis pengertian desa memberikan penekanan pada kesatuan masyarakat pertanian dalam suatu masyarakat yang jelas menurut susunan pemerintahannya. Bila kita amati secara fisik, desa diwarnai dengan kehijauan alamnya, kadang-kadang dilingkungi gunung-gunung, lembah-lembah atau hutan, dan umumnya belum sepenuhnya digarap manusia.

Secara sosial kehidupan di desa sering dinilai sebagai kehidupan yang tenteram, damai, selaras, jauh dari perubahan yang dapat menimbulkan konflik. Oleh karena itu, desa dianggap sebagai tempat yang cocok untuk menenangkan pikiran atau melepaskan lelah dari kehidupan kota. Akan tetapi, sebaliknya, adapula kesan yang menganggap masyarakat desa adalah bodoh, lambat dalam berpikir dan bertindak, sulit menerima pembaharuan, mudah ditipu dan sebagainya. Kesan semacam ini timbul karena masyarakat kota hanya mengamati kehidupan desa secara sepintas dan kurang mengetahui tentang kehidupan mereka sebenarnya.

Namun demikian, perlu kita pahami bahwa tidak semua masyarakat desa dapat kita sebut sebagai masyarakat tradisional, sebab ada desa yang sedang mengalami perubahan ke arah kemajuan dengan meninggalkan kebiasaan-kebiasaan lama. Jadi, masyarakat desa yang dimaksud sebagai masyarakat tradisional dalam pembahasan ini adalah mereka yang berada di pedalaman dan kurang mengalami perubahan atau pengaruh dari kehidupan kota.

2. Ciri-Ciri Masyarakat Tradisional
Ciri yang paling pokok dalam kehidupan masyarakat tradisional adalah ketergantungan mereka terhadap lingkungan alam sekitarnya. Faktor ketergantungan masyarakat tradisional terhadap alam ditandai dengan proses penyesuaian terhadap lingkungan alam itu. Jadi, masyarakat tradisional, hubungan terhadap lingkungan alam secara khusus dapat dibedakan dalam dua hal, yaitu :


  • Hubungan langsung dengan alam, dan
  • Kehidupan dalam konteks yang agraris.


Dengan demikian pola kehidupan m masyarakat tradisional tersebut ditentukan oleh 3 faktor, yaitu :


  • Ketergantungan terhadap alam,
  • Derajat kemajuan teknis dalam hal penguasaan dan penggunaan alam, dan
  • Struktur sosial yang berkaitan dengan dua faktor ini, yaitu struktur sosial geografis serta struktur pemilikan dan penggunaan tanah.


Masyarakat Transisi

1. Pengertian Masyarakat Transisi

Masyarakat transisi ialah masyarakat yang mengalami perubahan dari suattu masyarakat ke masyarakat yang lainnya. Misalnya masyarakat pedesaan yang mengalami transisi ke arah kebiasaan kota, yaitu pergeseran tenaga kerja dari pertanian, dan mulai masuk ke sektor industri.

2. Ciri-Ciri Masyarakat Transisi

Ciri-ciri masyarakat transisi :


  • Adanya pergeseran dalam bidang, misalnya pekerjaan, seperti pergeseran dari tenaga kerja pertanian ke sektor industry
  • Adanya pergeseran pada tingkat pendidikan. Di mana sebelumnya tingkat pendidikan rendah, tetapi menjadi sekrang mempunya tingkat pendidikan yang meningkat.
  • Mengalami perubahan ke arah kemajuan
  • Masyarakat sudah mulai terbuka dengan perubahan dan kemajuan jaman.
  • Tingkat mobilitas masyarakat tinggi.
  • Biasanya terjadi pada masyarakat yang sudah memiliki akses ke kota misalnya jalan raya.


Masyarakat Modern

1. Pengertian Masyarakat Modern

Apakah yang dimaksud dengan masyarakat modern ? Masyarakat modern adalah masyarakat yang sebagian besar warganya mempunyai orientasi nilai budaya yang terarah ke kehidupan dalam peradaban dunia masa kini. Masyarakat modern relatif bebas dari kekuasaan adat-istiadat lama. Karena mengalami perubahan dalam perkembangan zaman dewasa ini. Perubahan-Perubahan itu terjadi sebagai akibat masuknya pengaruh kebudayaan dari luar yang membawa kemajuan terutama dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi. Dalam mencapai kemajuan itu masyarakat modern berusaha agar mereka mempunyai pendidikan yang cukup tinggi dan berusaha agar mereka selalu mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Kemajuan di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi seimbang dengan kemajuan di bidang lainnya seperti ekonomi, politik, hukum, dan sebagainya.

Bagi negara-negara sedang berkembang seperti halnya Indonesia. Pada umumnya masyarakat modern ini disebut juga masyarakat perkotaan atau masyarakat kota.
Pengertian kota secara sosiologi terletak pada sifat dan ciri kehidupannya dan bukan ditentukan oleh menetapnya sejumlah penduduk di suatu wilayah perkotaan. Dari pengertian di atas, dapat diartikan bahwa tidak semua warga masyarakat kota dapat disebut masyarakat modern, sebab banyak orang kota yang tidak mempunyai orientasi nilai budaya yang terarah ke kehidupan peradaban dunia masa kini, misalnya gelandangan atau orang yang tidak jelas pekerjaan dan tempat tinggal.

2. Ciri-Ciri Masyarakat Modern

Alam tidak lagi hal yang amat vital dalam menunjang kehidupan mereka seperti yang dialami masyarakat tradisional. Sebaliknya alam dikendalikan dengan kemampuan pengetahuan mereka dalam menunjang kehidupan yang lebih baik. Masyarakat kota yang hidupnya mengalami gejala modernisasi umumnya hidup dari sektor industri, selain itu mereka juga hidup dari sektor perdagangan kepariwisataan, dan jasa lainnya. Jadi, kota yang sebagian besar warganya terlibat dalam kegiatan itu disebut kota industri. Sistem mata pencaharian sektor industri mempengaruhi segi-segi kehidupan sosial masyarakat modern antara lain mempengaruhi pembentukan sistem pelapisan sosial, organisasi sosial, pola-pola perilaku, nilai dan norma sosial, kekuasaan dan wewenang dan segi-segi kehidupan lainnya yang merupakan ciri-ciri masyarakat modern.

Masyarakat Pedesaan

1. Pengertian Masyarakat Pedesaan

Masyarakat pedesaan ialah masyarakat yang mendiami suatu wilayah tertentu yang ukurannya lebih kecil dari wilayah kota. Masyarakat desa adalah bentuk persekutuan abadi antara manusia dan institusinya dalam wilayah setempat yaitu tempat mereka tinggal di rumah-rumah pertanian yang tersebar dan di kampung yang biasanya menjadi pusat kegiatan bersama. Sering disebut dengan masyarakat pertanian / pedesaan.

2. Ciri-Ciri Masyarakat Desa

Menurut Roucek – Warren:


  • Kelompok primer merupakan kelompok dominan
  • Hubungan antarwarga bersfiat akrab dan awet
  • Homogen dalam berbagi aspeknya
  • Mobilitas sosial rendah
  • Keluarga lebih dilihat fungsinya secara ekonomis sebagai unit produksi
  • Proporsi anak lebih besar


Menurut Mayor Polak:


  • Bersifat kekeluargaan
  • Bersifat koeltif dalam pembagian dan pengerjaan tanah
  • Bersifat kesatuan ekonomis, yaitu dapat memenuhi kebutuhan sendiri (subsistensi)


Menurut Bauchmant:


  • Jumlah penduduk kecil
  • Sebagian besar penduduk dari pertanian
  • Dikuasai alam
  • Homogen
  • Mobilitas rendah
  • Hubungan intim


Menurut Talcott Parson:


  • Afektifitas : Hubungannya dengan perasaan kasih sayang, cinta, kesetiaan, dan kemesraan. Wujudnya berupa sikap tolong menolong.
  • Bersifat kolektif dalam pembagian dan pengerjaan tanah.
  • Bersfiat kesatuan ekonomis , yaitu dapat memenuhi kebutuhan sendiri (subsistensi)


Menurut Bauchmant:


  • Jumlah penduduk kecil
  • Sebagian besar penduduk hidup dari pertanian
  • Dikuasai alam
  • Homogen
  • Mobilitas rendah
  • Hubungan intim


Menurut Talcott Parson:


  • Afektifitas : hubungannya dengan perasaan kasih sayang, cinta, kesetiaan, dan kemesraan. Wujudnya berupa sikap tolong menolong terhadap orang lain.
  • Orientasi kolektif : meningkatkan kebersamaan, tidak suka menonjolkan diri, tidak (enggan) berbeda pendapat
  • Partikularisme : semua hal yang berhubungan dengan apa yang khusus untuk tempat atau daerah tertentu saja, perasaan subjektif, rasa kebersamaan
  • Askripsi : berhubungan dengan mutu atau sifat khusus yang tidak diperoleh berdasarkan suatu usaha yang disengaja, tetapi lebih merupakan suatu keadaan yang sudah merupakan kebiasaan atau keharusan
  • Kekaburan (Diffusenses) : sesuatu yang tidak jelas terutama dalam hubungan antarpribadi, tanpa ketegasan yang dinyatakan secara eksplisit (tidak to the point).


3. Tipologi Perkembangan Desa

Perkembangan desa mengikuti pola sebagai berikut :

1) Desa Tradisional (Pradesa)
Pada masyarakat suku terasing yang masih bergantung pada alam (cara bercocok tanam, cara memasak makanan, cara pemeliharaan kesehatan) kondisi masyarakat relatif statis tradisional masyarakat tergantung pada keterampilan dan kemampuan pemimpin (kepala suku).

2) Desa Swadaya
Sudah mampu mengolah alam untuk mencukup kebutuhan sendiri sudah mengenal sistem iritasi sehingga tidak tergantung curah hujan.

3) Desa Swakarsa (Desa peralihan)
Sudah menuju ke arah kemajuan benih-benih demokrasi sudah mulai tumbuh (tidak lagi tergantung pada pemimpin) mobilitas sosial sudah mulai ada baik vertikal maupun horizontal.

4) Desa Swasembada
Masyarakat sudah tergolong maju sudah mengenal mekanisasi dan teknologi ilmiah partisipasi masyarakat dalam bidang pembangunan sudah efektif. Pada Bagian Footer terdapat beberapa field yang wajib diperbaharui oleh penyusun, yaitu: tahun pembuatan modul, nama penyusun, nama mata kuliah.

Masyarakat Perkotaan

1. Pengertian Masyarakat Perkotaan

Masyarakat perkotaan adalah masyarakat yang sebagian besar warganya mempunyai orientasi nilai budaya yang terarah ke kehidupan dalam peradaban dunia masa kini.

2. Ciri – Ciri Masyarakat Kota

a. Ciri – Ciri Kehidupan Masyarakat Kota Sebagai berikut :


  • Pembagian kerja sudah terspesialisasi dengan jelas
  • Organisasi sosial lebih berdasar pada pekerjaan dan kelas sosial daripada kekeluargaan
  • Lembaga pemerintahan lebih maju berdasar teritoritum daripada kekeluargaan
  • Terdapat sistem perdagangan dan pertukaran
  • Mempunyai sarana komunikasi dan telekomunikasi yang lengkap
  • Berteknologi yang rasional.


b. Ciri-ciri masyarakat kota menurut Talcott Parson antara lain :


  • Netralitas efektif, memperhatikan sikap netral, mulai sikap acuh tak acuh sampai tidak memperdulikan jika menurut pendapatnya tidak ada sangkut pautnya dengan kepentingan pribadinya.
  • Orientasi diri, menonjolkan kepentingan pribadi dan tidak segan-segan menentang jika dirasa tidak cocok atau diasakan melanggar kepentingannya
  • Universalisme, berpikir objektif, menerima segala sesuatu secara objektif
  • Prestasi, suka mengejar prestasi, karena prestasi mendorong orang terus maju.
  • Spesifitas, menujukkan sesuatu yang jelas dan tegas dalam hubungan antara pribadi, maksudnya niat dinyatakan secara langsung (to the point).


Daftar Pustaka


  • Koentjaraningrat, 1990. “Pengantar Ilmu Antropologi”, PT Rineka Cipta


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

MAKALAH PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL “KARAKTERISTIK PENDIDIKAN IPS DI INDONESIA DAN PERKEMBANGANNYA DARI MASA KEMASA”

MAKALAH PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL   “KARAKTERISTIK PENDIDIKAN IPS DI INDONESIA DAN PERKEMBANGANNYA DARI MASA KEMASA” DI...