NAMA : ASEP HARDIANTO
NIM : 1611270002
FAKULTAS : TARBIYAH DAN TADRIS
PRODI : TADRIS ILMU PENGETAHUAN
SOSIAL
MATA
KULIAH : PERKEMBANGAN MASYARAKAT DAN
BUDAYA
PENELITIAN
TENTANG MASYARAKAT BUGIS DI BENGKULU
SEJARAH
Asal usul masyarakat etnis Bugis di
daerah dusun Parit Tiga desa Riak Siabun I kecamatan Sukaraja kabupaten Seluma
provinsi Bengkulu. Masyarakat Bugis ini adalah masarakat transmigrasi dari
daerah Bugis di Makassar yang tinggal kediaman penduduknya ke daerah Bengkulu
dibagian selatan pesisir seluma pada tahun diperkirakan 70-an dan jumlah rumah
sampai detik ini ada 40 KK.sedangkan masarakat Bugis pada awalnya disulawesi di
bagian Makassar adalah pendatang dari perantauan dari masyaraakta melayu dan
masarakat sumatra barat atau masarakat minang kabau. Masyarakat bugis parit
tiga disana pun juga ada juga memiliki suku lain seperti suku sunda dan suku
jawa tetapi bahasa mereka pun masih juga menggunakan bahasa bugis tersebut.
RUMAH ADAT
Rumah adat suku Bugis disini adalah
panggung yang memanjang yang terbuat dari kayu yang diambil di hutan, dan jenis
rumag adat bugis ini juga ada dipucuk ada hiasan tersendirinya yg berbentuk
rumah gadang tetapi tidak lancip atupun runcing. Dan jumlah rumah yang ada di
desa parit tiga ada 40 KK
(kartu
keluarga) masyarakat parit tiga sampai
sekarang alhamdulillah rumah adat untuk sekarang sudah tidak ada lagi
dikarnakan masyarakat disana tidak lagi kuat terhadap adat istiadat rumah namun
adat istiadatnya yang lain pun masih erat seperti gotong royong membuat rumah..
PAKAIAN
ADAT
Pakaian etnis bugis sangat bercorak
pada suku Bugis yang di makassar dan pakaiannya banyak dihiasi dengan warna
hijau karna dibalik kehijauan adalah kesuburan alam.karna didaerah masyaraakat
bugis tersebut juga terdapat alam yang subur dan sangat banyak pepohonan, dan
masyaraaakaat bugis sangata melestarikan subber daya alamnya untuk
dimanfaatkan. Pakaian adat bugis pun hanya di pakai waatu tertentu seperti
dalam rangka acara pernikahan, khitanan, aqikah, lebaran, karena pakaian ini
menandakan masyarakat bugis sangatlah dekat dengan alam karena warnanya banyak
menggunakan warna hijau.
TRANSFORTASI
Jalan
penghubung desa jalan yang masih memadai seperti jalan koral atu jalan yang
berbatuan namun persiapan untuk jalan besar di ambil dari pagar ke pagar sangat
lah luas untuk pemerintah membangun jalan desa tersebut, perahu sampan
digunakan alat transfortasi untuk pergi ke kebun, dan juga ada motor yang
digunakan untuk berdagang sayur-sayuran, dan juga motor transfortasi
bekerja.
MATA
PENCAHARIAN
Mayoritas masyarakat bugis banyak menjadi
petani karena alam yang masih terjaga, dan sangat baik untuk bercocok tanam,
jenis tanah pun seperti tanah yang subur. Suku bugis di desa parit tiga ini
sangatlah erat dengan alamnya seperti bercocok tanam di depan rumah sangat
mudah, ada juga peternak hewan seperti kambing kerbau sapi ayam dll untuk
mencari makanan hewan-hewan tersebut tidak hanya laki-laki yang mencari pakan
hewan dengan cara nyabit ke sawah untuk mengambil rumput gajah dan
rumput-rumput yang bisa dimakan oleh hewan tersebut, dan juga ada bekerja
sebagai pembuat bibit jamur tiram yang diolah dengan cara dikukus lalu di
masukan dalam pelastik lalu di tutup menggunakan kertas ada juga ladang
sayur-sayuran didepan rumah, sawit yang subur. Dan juga ada petani sawah,
petani jeruk, petani sawit, maka dari itu tanah disana bisa dikatakan sangat
lah subur.
ALAT
MUSIK
Alat
musik yang sudah kami teliti di desa pasit tiga yaitu adanya alat musik Gambus
alat ini sering digunakan masarakat sekitar sebagai penghibur dan menyatukan
memankan alat musik gambus tersebut dengan lagu ataupun nyanyi. Gambus ini
bayak dipakai oleh pada umumnya bapak-bapak, anak muda, alat musik gambus pun
sering digunakan dengan cara di petik karena mirip dengan gitar.
AGAMA
Masyarakat
parittiga suku bugis ini manyoritas islam 100% fasilitas keagamaan yang ada
pada masyarakat bugis adalah masjid.untuk umat beragama lain seperti kristen
budha dan hindu sampai sekarang tidak ada, maka dari itu masyarakat disana
banyak yang menganut agama islam karena masyarakat disana sangat banyak umat
islam bahkan 99%. Seperti contohnya menanamkan ilmu agama dalam belajar
mengkaji ilmu bacaan Al-Quran seperti TPQ(Taman Pendidikan Al-Quran) dan juga
sering disebut sebagai MDA (Madrasah Diniah Awaliyah) pada setiap hari yang
ditetapkan pengurus TPA tersebut. maka dari itu sangat lah erat agama kebudayan
isam disana. Setiap jum’at masyarakat berbondong-bondong ke masjid untuk sholat
magrib. Pada saat lebaran masyarakat ada acara tersendiri seperti mengantar kue
ke tetangga dan bersilaturahmi kesama tetangga dekat dan jauh.
MAKANAN
KHAS
Makanan
khas suku bugis di daerah ini adalah makanan yang rasa pedas seeperti masakan
masyarakat padaang dan juga ada makanan seprti rendang, diantaranya rendang
pare rendang nangka dan rendang daging. Masyarakat bugis disana sangat menyukai
makanan pedas. Karna makanan ini makan yang sangat masyarakat bugis sukai
karena masyarakat bugis sangat menyukai makan-makanan pedas seperti umumnya
masyarakat sumatra khusus ya dibengkulu.
BAHASA
Masyarakat
disana merupakan masyrakat asli dari bugis walaupun mereka orang jawa atau
sunda mereka semua menggunakan bahasa bugis. Masyarakat disana juga dikenal
sangat dan amat karena bahasa bugis disana masih sangatlah erat dipakai sebagai
kosa kata percakapan masyrakat tersebut. Bahwasanya sangat lah unik masyarakat
yang sangaat memegang erat bahasa dan sampai sekarangpun masih dipertahankan
dari tahun transmigrasi pada tahun 70-an. . contoh bahasa bugis diantaranya
seperti dibawah ini:
• aku artinya iding
• rumah artinya bolah
PERMASALAHAN
YANG TERJADI DIDUSUN PARIT TIGA
1. pencurian tanaman masyrakat
pencurian
kelapa ini dilakukan oleh masyarakat lain atau masyarakat tetangga modus untuk
mencuri tersebut masyakat luar masuk dengan dara mennggu masyarakat bugis itu
sepi pada saat warga tidur di waktu siang hari. Dan juga ada mencuri seperti
buah buah lain seperti buah nangka dan lain-lain.
2. Larangan pergaulan
Masyarakat
disana sangat lah melarang bagi kaum perempuan atau pun laki-laki untuk berdiam
diri disuatu rumah ataupun dengan bahasa lain yaitu ngapel seorang gadis atau
cowok. Biasanya dibatasi sampai jam 12:00 WIB. Ada sebuah cerita di dusu
tersebut salah satunya buk bidan yang masih gadis di datangkan oleh seseorang
cowok yang bukan mukhrimnya pada saat itu pun masyarakat tersebut agak resah
atas kelakuan seorang yang mendatangi gadis atau buk bidan muda tersebut.maka
pada saat itu maysarakat bugis di dusun tersebut melapor kepada ketua RT(Rumah
Tangga) untuk di peringatkan dan tahu bagaimana batas aturan dalam pergaulan di
dusun tersebut.
3. obat-pemgobatan yang alami
Masyarakat
disana sangat mempercayai bahwasanya daun sirsak sangat lah berguna untuk
segala penyakit, salah satunya ibu nur laila yang kami teliti dia bisa
mengobati penyakit alami.
POLA RUMAH
Rumah penduduk dusun ParitTiga ini
seperti rumah tidak tersusun rapi tetapi rumah di desa ini penduduknya sudah
seprti modern menghadap kejalan meskipun ada satu atau lebih rumah penduduk
yang tidak tersusun rapi mereka sangatlah erat kekeluargaan seperti kiri kanan
belakang dan depan adalah keluarga dekat mereka semua.
Sumber
penelitian – bapak Aliyas dan ibu Nurleni (warga setempat)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar