Selasa, 05 Mei 2020

Masyarakat Bugis Bengkulu


NAMA                        : ASEP HARDIANTO
NIM                            : 1611270002
FAKULTAS               : TARBIYAH DAN TADRIS
PRODI                        : TADRIS ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
MATA KULIAH       : PERKEMBANGAN MASYARAKAT DAN BUDAYA

PENELITIAN TENTANG MASYARAKAT BUGIS DI BENGKULU

SEJARAH
            Asal usul masyarakat etnis Bugis di daerah dusun Parit Tiga desa Riak Siabun I kecamatan Sukaraja kabupaten Seluma provinsi Bengkulu. Masyarakat Bugis ini adalah masarakat transmigrasi dari daerah Bugis di Makassar yang tinggal kediaman penduduknya ke daerah Bengkulu dibagian selatan pesisir seluma pada tahun diperkirakan 70-an dan jumlah rumah sampai detik ini ada 40 KK.sedangkan masarakat Bugis pada awalnya disulawesi di bagian Makassar adalah pendatang dari perantauan dari masyaraakta melayu dan masarakat sumatra barat atau masarakat minang kabau. Masyarakat bugis parit tiga disana pun juga ada juga memiliki suku lain seperti suku sunda dan suku jawa tetapi bahasa mereka pun masih juga menggunakan bahasa bugis tersebut.
 RUMAH ADAT
            Rumah adat suku Bugis disini adalah panggung yang memanjang yang terbuat dari kayu yang diambil di hutan, dan jenis rumag adat bugis ini juga ada dipucuk ada hiasan tersendirinya yg berbentuk rumah gadang tetapi tidak lancip atupun runcing. Dan jumlah rumah yang ada di desa parit tiga ada 40 KK
(kartu keluarga)  masyarakat parit tiga sampai sekarang alhamdulillah rumah adat untuk sekarang sudah tidak ada lagi dikarnakan masyarakat disana tidak lagi kuat terhadap adat istiadat rumah namun adat istiadatnya yang lain pun masih erat seperti gotong royong membuat rumah..
PAKAIAN ADAT
            Pakaian etnis bugis sangat bercorak pada suku Bugis yang di makassar dan pakaiannya banyak dihiasi dengan warna hijau karna dibalik kehijauan adalah kesuburan alam.karna didaerah masyaraakat bugis tersebut juga terdapat alam yang subur dan sangat banyak pepohonan, dan masyaraaakaat bugis sangata melestarikan subber daya alamnya untuk dimanfaatkan. Pakaian adat bugis pun hanya di pakai waatu tertentu seperti dalam rangka acara pernikahan, khitanan, aqikah, lebaran, karena pakaian ini menandakan masyarakat bugis sangatlah dekat dengan alam karena warnanya banyak menggunakan warna hijau.   
TRANSFORTASI
            Jalan penghubung desa jalan yang masih memadai seperti jalan koral atu jalan yang berbatuan namun persiapan untuk jalan besar di ambil dari pagar ke pagar sangat lah luas untuk pemerintah membangun jalan desa tersebut, perahu sampan digunakan alat transfortasi untuk pergi ke kebun, dan juga ada motor yang digunakan untuk berdagang sayur-sayuran, dan juga motor transfortasi bekerja.  
MATA PENCAHARIAN
             Mayoritas masyarakat bugis banyak menjadi petani karena alam yang masih terjaga, dan sangat baik untuk bercocok tanam, jenis tanah pun seperti tanah yang subur. Suku bugis di desa parit tiga ini sangatlah erat dengan alamnya seperti bercocok tanam di depan rumah sangat mudah, ada juga peternak hewan seperti kambing kerbau sapi ayam dll untuk mencari makanan hewan-hewan tersebut tidak hanya laki-laki yang mencari pakan hewan dengan cara nyabit ke sawah untuk mengambil rumput gajah dan rumput-rumput yang bisa dimakan oleh hewan tersebut, dan juga ada bekerja sebagai pembuat bibit jamur tiram yang diolah dengan cara dikukus lalu di masukan dalam pelastik lalu di tutup menggunakan kertas ada juga ladang sayur-sayuran didepan rumah, sawit yang subur. Dan juga ada petani sawah, petani jeruk, petani sawit, maka dari itu tanah disana bisa dikatakan sangat lah subur.
ALAT MUSIK
            Alat musik yang sudah kami teliti di desa pasit tiga yaitu adanya alat musik Gambus alat ini sering digunakan masarakat sekitar sebagai penghibur dan menyatukan memankan alat musik gambus tersebut dengan lagu ataupun nyanyi. Gambus ini bayak dipakai oleh pada umumnya bapak-bapak, anak muda, alat musik gambus pun sering digunakan dengan cara di petik karena mirip dengan gitar. 
AGAMA
            Masyarakat parittiga suku bugis ini manyoritas islam 100% fasilitas keagamaan yang ada pada masyarakat bugis adalah masjid.untuk umat beragama lain seperti kristen budha dan hindu sampai sekarang tidak ada, maka dari itu masyarakat disana banyak yang menganut agama islam karena masyarakat disana sangat banyak umat islam bahkan 99%. Seperti contohnya menanamkan ilmu agama dalam belajar mengkaji ilmu bacaan Al-Quran seperti TPQ(Taman Pendidikan Al-Quran) dan juga sering disebut sebagai MDA (Madrasah Diniah Awaliyah) pada setiap hari yang ditetapkan pengurus TPA tersebut. maka dari itu sangat lah erat agama kebudayan isam disana. Setiap jum’at masyarakat berbondong-bondong ke masjid untuk sholat magrib. Pada saat lebaran masyarakat ada acara tersendiri seperti mengantar kue ke tetangga dan bersilaturahmi kesama tetangga dekat dan jauh.
MAKANAN KHAS
            Makanan khas suku bugis di daerah ini adalah makanan yang rasa pedas seeperti masakan masyarakat padaang dan juga ada makanan seprti rendang, diantaranya rendang pare rendang nangka dan rendang daging. Masyarakat bugis disana sangat menyukai makanan pedas. Karna makanan ini makan yang sangat masyarakat bugis sukai karena masyarakat bugis sangat menyukai makan-makanan pedas seperti umumnya masyarakat sumatra khusus ya dibengkulu.
BAHASA
Masyarakat disana merupakan masyrakat asli dari bugis walaupun mereka orang jawa atau sunda mereka semua menggunakan bahasa bugis. Masyarakat disana juga dikenal sangat dan amat karena bahasa bugis disana masih sangatlah erat dipakai sebagai kosa kata percakapan masyrakat tersebut. Bahwasanya sangat lah unik masyarakat yang sangaat memegang erat bahasa dan sampai sekarangpun masih dipertahankan dari tahun transmigrasi pada tahun 70-an. . contoh bahasa bugis diantaranya seperti dibawah ini:
           aku artinya iding
           rumah artinya bolah

PERMASALAHAN YANG TERJADI DIDUSUN PARIT TIGA
1.         pencurian tanaman masyrakat
pencurian kelapa ini dilakukan oleh masyarakat lain atau masyarakat tetangga modus untuk mencuri tersebut masyakat luar masuk dengan dara mennggu masyarakat bugis itu sepi pada saat warga tidur di waktu siang hari. Dan juga ada mencuri seperti buah buah lain seperti buah nangka dan lain-lain.
2.         Larangan pergaulan
Masyarakat disana sangat lah melarang bagi kaum perempuan atau pun laki-laki untuk berdiam diri disuatu rumah ataupun dengan bahasa lain yaitu ngapel seorang gadis atau cowok. Biasanya dibatasi sampai jam 12:00 WIB. Ada sebuah cerita di dusu tersebut salah satunya buk bidan yang masih gadis di datangkan oleh seseorang cowok yang bukan mukhrimnya pada saat itu pun masyarakat tersebut agak resah atas kelakuan seorang yang mendatangi gadis atau buk bidan muda tersebut.maka pada saat itu maysarakat bugis di dusun tersebut melapor kepada ketua RT(Rumah Tangga) untuk di peringatkan dan tahu bagaimana batas aturan dalam pergaulan di dusun tersebut.
3.         obat-pemgobatan yang alami
Masyarakat disana sangat mempercayai bahwasanya daun sirsak sangat lah berguna untuk segala penyakit, salah satunya ibu nur laila yang kami teliti dia bisa mengobati penyakit alami. 
 POLA RUMAH
            Rumah penduduk dusun ParitTiga ini seperti rumah tidak tersusun rapi tetapi rumah di desa ini penduduknya sudah seprti modern menghadap kejalan meskipun ada satu atau lebih rumah penduduk yang tidak tersusun rapi mereka sangatlah erat kekeluargaan seperti kiri kanan belakang dan depan adalah keluarga dekat mereka semua.

Sumber penelitian – bapak Aliyas dan ibu Nurleni (warga setempat)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

MAKALAH PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL “KARAKTERISTIK PENDIDIKAN IPS DI INDONESIA DAN PERKEMBANGANNYA DARI MASA KEMASA”

MAKALAH PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL   “KARAKTERISTIK PENDIDIKAN IPS DI INDONESIA DAN PERKEMBANGANNYA DARI MASA KEMASA” DI...