Selasa, 05 Mei 2020

MAKALAH “FILSAFAT AKHLAK DALAM ISLAM”


MAKALAH

“FILSAFAT AKHLAK DALAM ISLAM”


DISUSUN OLEH

Kelompok 5

    Asep Hardianto : 161127002
Deko Herman Tohari : 161127003
Dosen Pembimbing:
Dira Novriani, M.Pd.I


FAKULTAS TARBIYAH DAN TADRIS
PROGRAM STUDI ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) BENGKULU
2016






KATA PENGANTAR
Assalamualaikum wr.wb
Puji dan Syukur kami panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat limpahan Rahmat dan Karunia-nya sehingga kami dapat menyusun makalah ini dengan baik dan benar, serta tepat pada waktunya.
Makalah ini telah dibuat dengan berbagai observasi dan beberapa bantuan dari berbagai pihak untuk membantu menyelesaikan tantangan dan hambatan selama mengerjakan makalah ini. Oleh karena itu, kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini.
Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang mendasar pada makalah ini. Oleh karena itu kami mengundang pembaca untuk memberikan saran serta kritik yang dapat membangun kami. Kritik konstruktif dari pembaca sangat kami harapkan untuk penyempurnaan makalah selanjutnya.
Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi kita semua.



















DAFTAR ISI
Kata pengantar................................................................................................... ...............................i
Daftar isi............................................................................................................. ..............................ii
BAB I PENDAHULUAN
A.      Latar belakang........................................................................................ ...............................1
B.      Rumusan masalah.................................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN
A.     Peranan IPTEK dalam Kehidupan Manusia.........................................................................2
B.     Peranan terhadap Kebutuhan Pokok Manusia......................................................................2
C.     Peranan terhadap Pendayagunaan Sumber Daya Alam........................................................3
D.     Pranan terhadap  Kehidupan Manusia..................................................................................5

BAB III PENUTUP
A.      Kesimpulan............................................................................................ ...............................9
B.      Saran...................................................................................................... ...............................9
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................... .............................10
























BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Berbicara mengenai akhlak tidak terlepas dari manusia, karena manusia yang akan menjalankan akhlak itu dalam kehidupan sehari-hari. Akhlak itu sendiri merupakan suatu kekuatan dalam kehendak yang mantap, kekuatan dan kehendak berkombinasi membawa kecenderungan pada pemilihan pihak yang benar dan pada pemilihan pihak yang salah. Objek dari pada akhlak itu sendiri merupakan tingkah laku manusia dalam kehidupan. Ada tiga perbuatan atau tingkah laku yang harus di ketahui oleh manusia yaitu; Perbuatan yang dikehendaki, perbuatan yang dilakukan tidak di kehendaki, dan perbuatan yang samar-samar atau mutasyabihat. Kalau manusia sudah mengetahui tentang hal tersebut, maka dalam menjalankan kehidupan akan terasa mudah dan berkepribadian yang luhur serta tentram dalam  hubungan sosial di tengah-tengah bermasyarakatnya. Untuk mengetahui lebih lanjutnya tentang objek dari pada ahklak itu, maka dalam makalah ini penulis mencoba menguraikan objek pembahasan akhlak supaya lebih bertambah wawasan dan pengetahuan yang telah kita miliki. 
B.     Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dari mkalah ini adalah :
1.      Apakah urgensi akhlak?
2.      Bagaimana akhlak untuk mencapai keutamaan?
3.      Bagaimana konsep dan dasar tujuan pendidikan islam?
C.     Tujuan
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :
1.      Untuk mengetahui urgensi akhlak.
2.      Untuk mengetahui akhlak untuk mencapai keutamaan.
3.      Untuk mengetahui konsep dan dasar tujuan pendidikan islam.





BAB II
PEMBAHASAN
A.    Urgensi Akhlak
Secara bahasa bentuk jamak dari akhlak adalah khuluq, yang memiliki arti tingkah laku, perangai dan tabiat. Secara istilah, akhlak adalah daya kekuatan jiwa yang mendorong perbuatan dengan mudah dan spontan tanpa dipikir dan direnungkan lagi. (Azyumadi.2002.203-204)
Untuk menjelaskan pengertian akhlak dari segi istilah, kita dapat merujuk kepada berbagai pendapat para pakar di bidang ini. Ibn Miskawaih (w. 421 H/1030 M) yang selanjutnya dikenal sebagai pakar bidang akhlak terkemuka dan terdahulu misalnya secara singkat mengatakan bahwa akhlak adalah sifat yang tertanam dalam jiwa yang mendorongnya untuk melakukan perbuatan tanpa memerlukan pemikiran dan pertimbangan.
Sementara itu, Imam Al-Ghazali (1015-1111 M) yang selanjutnya dikenal sebagai hujjatul Islam (pembela Islam), karena kepiawaiannya dalam membela Islam dari berbagai paham yang dianggap menyesatkan, dengan agak lebih luas dari Ibn Miskawaih, mengatakan akhlak adalah sifat yang tertanam dalam jiwa yang menimbulkan macam-macam perbuatan dengan gambling dan mudah, tanpa memerlukan pemikiran dan pertimbangan.
Definisi-definisi akhlak tersebut secara subtansial tampak saling melengkapi, dan darinya kita dapat melihat lima ciri yang terdapat dalam perbuatan akhlak, yaitu; pertama, perbuatan akhlak adalah perbuatan yang telah tertanam kuat dalam jiwa seseorang, sehingga telah menjadi kepribadiaannya. Kedua, perbuatan akhlak adalah perbuatan yang dilakukan dengan mudah dan tanpa pemikiran. Ini tidak berarti bahwa saat melakukan sesuatu perbuatan, yang bersangkutan dalam keadaan tidak sadar, hilang ingatan, tidur atau gila. Ketiga, bahwa perbuatan akhlak adalah perbuatan yang timbul dari dalam diri orang yang mengerjakannya, tanpa ada paksaan atau tekanan dari luar. Perbuatan akhlak adalah perbuatan yang dilakukan atas dasar kemauan, pilihan dan keputusan yang bersangkutan. Keempat, bahwa perbuatan akhlak adalah perbuatan yang dilakukan dengan sesungguhnya, bukan main-main atau karena bersandiwara. Kelima, sejalan dengan cirri yang keempat perbuatan akhlak (khususnya akhlak yang baik) adalah perbuatan yang dilakukan karena ikhlas semata-mata karena Allah, bukan karena ingin dipuji orang atau karena ingin mendapatkan suatu pujian. (Amiruddin.2010)
B.     Akhlak untuk mencapai keutamaan
Keutamaan Akhlak manusia ditemukan secara sempurna di dalam ajaran akhlak yang terkandung pada al Quran. Agama Islam mengandung jalan hidup manusia yang paling sempurna dan memuat ajaran yang menuntun umat kepada kesejahteraan dan kebahagian. Semua ini terkandung dalam ajaran al Quran yang diturunkan Allah dan ajaran sunnah yang didatangkan dari nabi Muhammad saw.
            Al Quran adalah sumber utama dan mata air yang memancarkan ajaran Islam. Hukum-hukum yang mangandung serangkaian pengetahuan tentang akidah, pokok-pokok akhlak dan perbuatan dapat dijumpai sumber yang aslinya di dalam al Quran. Allah swt. Berfirman, yang artinya:
"Sesungguhnya Al Quran ini memberikan petunjuk kepada (jalan) yang lebih Lurus dan memberi khabar gembira kepada orang-orang Mu'min yang mengerjakan amal saleh bahwa bagi mereka ada pahala yang besar”
Dan juga dalam surat al Nahal : 89 yang artinya:
"(dan ingatlah) akan hari (ketika) Kami bangkitkan pada tiap-tiap umat seorang saksi atas mereka dari mereka sendiri dan Kami datangkan kamu (Muhammad) menjadi saksi atas seluruh umat manusia. dan Kami turunkan kepadamu Al kitab (Al Quran) untuk menjelaskan segala sesuatu dan petunjuk serta rahmat dan kabar gembira bagi orang-orang yang berserah diri".
            Sungguh amat jelas bahwa dalam al-Qur’an terdapat banyak ayat-ayat yang mengandung pokok-pokok akidah keagamaan, keutamaan akhlak dan prinsip-prinsip perbuatan. Perhatian ajaran islam terhadap pembinaan akhlak ini lebih lanjut dapat dilihat dari kandungan al-Qur’an yang banyak sekali berkaitan dengan perintah untuk melakukan kebaikan, berbuat adil, menyuruh berbuat baik dan mencegah melakukan kejahatan dan kemungkaran. Perhatikan ayat yang atinya:
"Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) Berlaku adil dan berbuat kebajikan, memberi kepada kaum kerabat, dan Allah melarang dari perbuatan keji, kemungkaran dan permusuhan. Dia memberi pengajaran kepadamu agar kamu dapat mengambil pelajaran".

            Ayat-ayat tersebut diatas memberikan petunjuk dengan jelas bahwa al-Qur’an sangat memperhatikan pembinaan dan keutamaan-keutamaan akhlak, dan sekaligus menunjukan macam-macam perbuatan yang termasuk akhlak mulia. Ayat-ayat tersebut diatas menyebutkan tentang keadilan berbuat kebajikan dan memeberi makan kepada kaum kerabat. Apa yang diperintahkan Tuhan tersebut, kemudian dilaksanakan oleh manusia, akibatnya oleh manusia sendiri. Orang melakukan berbagai perbuatan baik yang diperintahkan Tuhan tersebut akan mendapatkan berbagai keberuntungan yang lebih besar baik di dunia maupun di akhirat.
            Perhatian islam terhadap pembinaan akhlak lebih lanjut dapat dijelaskan dalam menunjukan universalitas al-Qur’an mengenai jalan yang harus ditempuh oleh manusia. Hasil penelitian Thabathabi terhadap kandungan al-Qur’an mengenai jalan yang harus ditempuh manusia itu ada tiga macam, dengan uraiannya sebagai berikut:
a.       Menurut  petunjuk al-Qur’an, dalam hidupnya manusia hanya menuju kepada kebahagiaan, ketenangan dan pencapaian cita-citanya.
b.      Perbuatan-perbuatan yang dilakukan manusia senantiasa berada dalam suatu kerangka peraturan dan hukum tertentu.
c.       Jalan terbaik dan terkuat manusia adalah jalan hidup berdasarkan fitrah, bukan berdasarkan emosi dan dorongan nafsu.
C.     Konsep dan dasar tujuan pendidikan islam
1.      Dasar pendidikan islam
       Yang dimaksud dengan dasar pendidikan adalah pandangan hidup yang mendasari seluruh aktifitas pendidikan. Karena dasar menyangkut masalah ideal dan fundamental, maka diperlukan landasan dan pandangan hidup yang kokoh dan tidak berubah. Kalau nilai-nilai sebagai pandangan hidup yang dijadikakan dasar pendidikan itu bersifat relatif dan temporal, maka pendidikan akan mudah terombang ambing.
       Adapun dasar pendidikan Islam dapat diketahui dari firman Allah SWT :
Artinya : Hai orang-orang yang beriman, ta`atilah Allah dan ta`atilah Rasul (Nya), dan ulil amri di antara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al Qur’an) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar mengimani Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih utama (bagi kalian) dan lebih baik akibatnya. (Q.S. An-Nisa : 59)
       Dari ayat tersebut dapat dipahami bahwa seluruh urusan umat Islam wajib berpegang teguh pada Al-Qur’an dan As-Sunah. Dengan demikian dasar dari pendidikan Islam adalah Al-Qur’an dan As-Sunah. Walaupun demikian, kedua sumber utama tersebut hanya mengandung prinsip-prinsip pokok saja, sehingga pendidikan Islam tatap terbuka terhadap unsur ijtihad dengan tetap berpegang teguh pada nilai-nilai Al-Qur’an dan Sunah sebagai nilai utama.
 Dari uraian di atas maka dapat diambil pemahaman bahwa dasar pendidikan Islam ada dua, yaitu :
1.      Dasar Pokok
Dasar pokok dari pendidikan Islam adalah Al Qur’an dan Sunnah. Kedua sumber pendidikan Islam tersebut dapat ditemukan di dalamnya kata-kata atau istilah-istilah yang pengertiannya terkait dengan pendidikan.
a.       Al-Qur’an
Al Qur’an mempunyai kedudukan sebagai sumber pokok ajaran Islam dapat dipahami dari ayat berikut:
Artinya : Sebuah kitab yang Kami turunkan kepadamu, penuh berkah, supaya mereka memerhatikan ayat-ayatnya dan supaya orang-orang yang mempunyai pikiran yang cerah mendapat pelajaran. (Q.S. Shaad:29)
b.      As-Sunnah
Posisi Hadits sebagai sumber kedua setalah Al-qur’an disebabkan hakikatnya tak lain adalah penjelasan dan praktek dari ajaran Al-Qur’an itu sendiri, disamping memang sunnah merupakan sumber utama pendidikan Islam karena Allah SWT menjadikan Nabi Muhammad SAW sebagai teladan bagi umatnya.
Artinya : ”Sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan akhlak yang sholeh”. (HR Bukhari).
2.      Dasar Tambahan
Selain Al Qur’an dan Sunnah, ada beberapa dasar yang bisa dijadikan sebagai dasar tambahan dalam pendidikan Islam, diantaranya:


a.       Ijtihad
Ijtihad di bidang pendidikan ternyata semakin perlu, sebab ajaran islam yang terdapat dalam Al-Quran dan Al-Sunnah, hanya berupa prinsip-prinsip pokok. Sedangkan sejak turunnya ajaran Islam kepada Nabi Muhammad SAW sampai sekarang Islam telah tumbuh dan berkembang mengikuti perkembangan zaman. Maka diperlukan usaha-usaha untuk menyelesaikan masalah-masalah yang berkembang.
b.      Maslahah Mursalah
Maslahah Mursalah yaitu : “menetapkan peraturan atau ketetapan undang-undang yang tidak disebutkan dalam Al-Quran dan Sunnah atas pertimbangan penarikan kebaikan dan menghindarkan kerusakan”.
c.       Urf (Nilai-Nilai dan Adat Istiadat Masyarakat)
al- ‘Urf  adalah kebiasaan masyarakat, baik berupa perkataan, perbuatan maupun kesepakatan yang dilakukan secara terus menerus dan selanjutnya membentuk semacam hukum tersendiri.
2.      Konsep pendidikan Islam
Paradigma tentang konsep pendidikan Islam memang sudah berkembang luas sejak dulu. Dalam pendidikan Islam pastinya kita sudah mengenal tiga konsep dasar pendidikan Islam, yaitu; Ta’dib, Tarbiyah, dan Ta’lim. Namun dari ketiga konsep dasar tersebut memiliki titik tekan yang berbeda.
Berangkat dari tujuan dan paparan data di atas, perlunya kita merumuskan konsep untuk mencapai tujuan yang diharapkan. Artinya bukan kita membuat konsep baru atau memilih dari tiga konsep dasar pendidikan Islam, tapi kita menyusun konsep tersebut sehingga menjadi satu pijakan dalam melaksanakan proses pendidikan. Dengan demikian kita perlu memahami ketiga konsep dasar pendidikan Islam agar kita bisa menentukan arah atau alur proses pendidikan untuk menghantarkan manusia kepada hakikat manusia yaitu mengemban amanah dan mewujudkan suatu tatanan masyarakat dan kehidupan yang di ridhoi Alloh SWT.
Ketiga konsep dasar mempunyai peran masing-masing dalam proses pendidikan Islam.


1.      Ta’dib
Ta’dib adalah berasal dari kata benda dan mempunyai kata kerja adaba yang berarti mendidik. Bentuk kata ini belum tertuju dan memerlukan tujuan (objek) yang dalam pendidikan objek tersebut ialah manusia. Sedangkan dalam bahasa Indonesia kata adab diartikan sebagai sopan santun, budi pekerti dan tatak rama. Namun peradaban diartikan sebagai hasil seluruh budi daya manusia, baik secara personal maupun komunal (kelompok).
Jadi ta’dib dapat diartikan sebagai proses untuk membentuk sebuah peradaban. Peradaban Islami adalah terbentuknya tatanan masyarakat yang menanamkan dan merealisasikan nilai-nilai Islam di muka bumi ini, dan menjalankan tugas dan fungsi manusia sesuai dengan hakikat manusia.
2.      Tarbiyyah
Tabiyyah berasal dari kata Rabba, yang dalam Al-Quran diartikan sebagai mencipta, memelihara, memenuhi kebutuhan dan menyempurnakan. Artinya cakupan tarbiyyah ini sangat luas, tidak hanya manusia yang menjadi objek tapi bisa jadi alam semesta juga menjadi objek dari tarbiyyah. Allohu rabbil’alamin adalah pernyataan bahwa Alloh telah melakukan tarbiyyah bagi seluruh alam semesta ini termasuk manusia.
3.      Ta’lim
Ta’lim berasal dari kata ‘allama artinya proses pengajaran dengan menggunakan seluruh indra yang dimiliki manusia selanjutnya direkam oleh akal (nalar). Proses Alloh mengajarkan Adam menggunakan ‘allama (QS. 2:31). Dengan demikian ta’lim memiliki cakupan yang lebih spesifik yang hanya menitik tekankan terhadap proses penalaran saja.
Dengan demikian setelah kita memahami ketiga konsep dasar tersebut kita dapat merumuskan sistematika proses pendidikan.





BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Dari uraian di atas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa Akhlak adalah ilmu yang menentukan batas antara baik dan buruk , antara yang terpuji dan yang tercela , tentang perkataan atau perbuatan manusia lahir dan batin. Maksud dari akhlak itu sendiri adalah adanya hubungan antara khaliq dan makhluk , dan antara makhluk dengan makhluk. Kita harus membiasakan diri berakhlak terpuji dalam kehidupan sehari hari agar semuanya berjalan sesuai dengan perintah dan larangan dari Allah Swt.
Dapat disimpulkan juga bahwa dasar pendidikan Islam adalah pandangan hidup yang mendasari seluruh aktifitas pendidikan Islam. Para ahli pendidikan Islam sepakat bahwa yang menjadi dasar dalam pendidikan Islam adalah Al-Qur’an, As-Sunnah dan Ijtihad dari para ulama.
        Sedangkan tujuan dari pendidikan Islam secara garis besar dapat disimpulkan bahwa tujuan pendidikan Islam adalah membentuk seorang muslim sempurna yang berkepribadian mulia, sehat jasmani dan rahani, cerdas dan pandai, bertaqwa kepada Allah SWT.
B.     Saran
Sebagai seorang mahasiswa, alangkah lebih baik jika kita mempelajari materi tentang akhlak dari berbagai sumber, baik dari buku maupun situs internet. Agar nantinya kita mudah dalam memahami dan kita akan lebih mudah dalam penulisan makalah kedepannya. Dalam penulisan makalah ini kami menyadari banyka kekurangan dan kesalahan dalam penyampaian maupun penulisan kalimat. Oleh karena itu, kami sebagai penulis makalah ini meminta kritik dan saran sehingga kedepannya kami dapat menulis makalah ini dengan baik.




DAFTAR PUSTAKA
Anwar, Khairul. 2014. Pengantar Studi Islam : Rajawali Pers
Al – Abrosyi, Atiyah.2006. DASAR –DASAR POKOK PENDIDIKAN ISLAM. Jakarta : Bulan Bintang
Azra, Azyunardi, dkk. 2002. Buku Teks Pendidikan Agama Islam pada Perguruan Tinggi
Majid Fakhry.1996. Etika dalam Islam ; Pustaka Pelajar Offset
Nata, Abudin MA. 2006. Akhlak Tasawuf ; PT. Raja Grafindo Persada

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

MAKALAH PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL “KARAKTERISTIK PENDIDIKAN IPS DI INDONESIA DAN PERKEMBANGANNYA DARI MASA KEMASA”

MAKALAH PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL   “KARAKTERISTIK PENDIDIKAN IPS DI INDONESIA DAN PERKEMBANGANNYA DARI MASA KEMASA” DI...